Nekat, Pemimpin Junta Militer Sudan Ancam Usir Keluar Utusan Khusus PBB, Begini Sebabnya
Kompas dunia | 2 April 2022, 20:29 WIBDia mengulangi, para jenderal “tidak ingin memerintah negara sendirian” dan mengatakan mereka berulang kali meminta kelompok-kelompok protes dan kekuatan politik lainnya untuk terlibat dalam dialog dan mencapai “konsensus nasional.”
Perthes memimpin upaya internasional untuk menemukan jalan keluar dari krisis di Sudan.
Dia mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada Senin, tidak adanya kesepakatan politik untuk kembali ke jalur transisi menyebabkan memburuknya situasi ekonomi, kemanusiaan, dan keamanan di Sudan.
Protes jalanan hampir setiap hari di Sudan menuntut kembalinya pemerintahan sipil diwarnai tindakan keras aparat keamanan yang menewaskan lebih dari 90 orang, kebanyakan pria muda, dan melukai ribuan orang lainnya, menurut kelompok medis Sudan.
Para pengunjuk rasa menuntut pencopotan militer dari kekuasaan. Namun, para jenderal mengatakan mereka hanya akan menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan terpilih.
Mereka mengatakan pemilihan akan berlangsung pada Juli 2023 seperti yang direncanakan dalam dokumen konstitusi yang mengatur masa transisi.
Perthes mengatakan PBB, Uni Afrika, dan delapan negara kelompok regional Afrika Timur yang disebut Otoritas Antar Pemerintah dalam Pembangunan atau Intergovernmental Authority in Development sepakat bergabung dalam upaya memfasilitasi pembicaraan politik yang dipimpin Sudan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV/Associated Press