Sniper Mematikan Siap Bantu Ukraina Habisi Tentara Rusia, Sebelumnya Jadi Ancaman ISIS dan Taliban
Krisis rusia ukraina | 10 Maret 2022, 16:37 WIBDONBAS, KOMPAS.TV - Seorang sniper yang dikenal mematikan memutuskan membantu Ukraina dan siap menghabisi tentara Rusia.
Sniper yang dikenal sebagai Wali itu merupakan salah satu sniper asal Kanada yang pernah bertugas di Afghanistan.
Di sana ia menjadi ancaman untuk Taliban, sebelum kelompok itu kembali menguasai Afghanistan.
Ia juga menjadi ancaman bagi ISIS, saat berjuang di Suriah.
Baca Juga: Warga Inggris Ingin Bantu Ukraina Lawan Rusia, Malah Dianggap Beban oleh Ukraina
Wali sendiri merupakan nama panggilan yang didapat oleh sniper tersebut di Afghanistan.
Sang penembak runduk mengaku memutuskan ke Ukraina setelah Presiden Volodymyr Zelensky meminta pejuang asing membantu perlawanan menghadapi Rusia.
Wali menegaskan ia berjanji akan menghabisi banyak pasukan Rusia yang menyerang Ukraina.
Ia mengungkapkan dihubungi rekannya, Jumat (4/3/2022), yang telah mengorganisis konvoi bantuan kemanusiaan selama beberapa bulan untuk membawa makanan ke wilayah pendudukan Donbas.
“Ia mengatakan mereka membutuhkan sniper. Seperti petugas pemadam yang mendengar alarm, saya langsung berangkat,” ujarnya kepada La Presse.
Ia pun meninggalkan istri dan bayi lak-lakinya, yang akan merayakan ulang tahun pertama tanpanya pekan depan.
“Saya tahu ini begitu buruk. Tetapi di kepala saya, saat melihat kehancuran Ukraina, saya seperti melihat anak saya dalam bahaya, dan menderita,” katanya.
“Saat saya melihat gedung dihancurkan, saya melihat orang yang memilikinya, yang melihat dana pensiunnya menjadi asap,” ujar sniper yang nama aslinya tak disebutkan.
Baca Juga: Cara Berjalan Putin Timbulkan Pertanyaan, Ahli sebut Insting Membunuh KGB, Bukan Parkinson
Wali pun mengungkapkan dirinya dan tiga mantan tentara Kanada lainnya disambut hangat oleh warga Ukraina saat melewati perbatasan.
“Mereka begitu bahagia bertemu kami. Seperti kami ini sudah berteman dengan cepat,” katanya.
Wali sendiri hingga pekan lalu masih bekerja sebagai programer komputer, sebelum memutuskan kembali angkat senjata.
“Pekan lalu saya masih melakukan pekerjaan pemograman. Kini saya menenteng rudal anti-tank untuk membunuh orang. Ini realita saya sekarang,” tuturnya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : La Presse