> >

Tolak Ultimatum Rusia, Ukraina Minta Putin untuk Segera Menyerah

Krisis rusia ukraina | 10 Maret 2022, 12:19 WIB
Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Veraschuk ingin Rusia segera menyerah usai terus melakukan serangan. (Sumber: Daily Mail)

KIEV, KOMPAS.TV - Ukraina meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyerah setelah nyaris tiga pekan melakukan penyerangan.

Hal itu diungkapkan oleh Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Verashchuk, Rabu (9/3/2022).

Veraschuk juga dengan tegas mengungkapkan Ukraina akan menolak ultimatum Rusia.

Pernyataan Veraschuk ini muncul jelang pertemuan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, dan Menlu Ukraina, Dmytro Lavrov di Turki, Kamis (10/3/2022) waktu setempat.

Baca Juga: Inggris Akui Ada Prajurit yang Desersi dan Pergi ke Ukraina untuk Perang, Akan Ada Sanksi

Pertemuan ini menjadi pertemuan pejabat tingkat tinggi, setelah Rusia melakukan serangan skala besar ke Ukraina, Kamis (24/2/2022).

Rusia sendiri sebelumnya telah mengultimatum Ukraina, bahwa mereka akan menghentikan serangan jika syaratnya dipenuhi.

Syarat yang diminta Ukraina adalah mengubah konstitusi untuk mengabadikan netralitas sehingga tak bergabung dengan Uni Eropa atau Nato.

Rusia juga meminta Ukraina mengakui Krimea sebagai wilayah Rusia yang berdaulat dan mengakui Republik Separatis Donetsk dan Luhansk sebagai wilayah merdeka.

Tetapi Veraschuk menegaskan permintaan Rusia itu keterlaluan.

“Hanya ada satu diskuis adalah Rusia untuk menyerah. Saya pikir untuk membuat permintaan Anda harus bertemu, harus bebicara,” katanya dikutip dari Daily Mail.

“Tetapi tentu saja, ultimatum yang diminta Rusia tak bisa diterima. Untuk mengakui Krimea, mengakui republik separatis sebagai negara merdeka, itu sangat tidak mungkin,” ujarnya.

Veraschuk menambahkan, bahwa Ukraina tak akan memperdagangkan wilayahnya, dan begitu saja mengubah konstitusi karena permintaan pihak lain.

“Bagaimana kami melihat mata rakyat Ukraina, dan dengan tenang memberikan sebagian dari Ukraina yang merdeka dan berdaulat. Bagaimana kita akan melihat anak-anak kita? Ini adalah agresi, bukan hanya terhadap Ukraina, ini jelas tantangan bagi seluruh dunia,” ujarnya.

Baca Juga: AS Khawatir Rusia Bakal Menyerang dengan Senjata Kimia ke Ukraina, Ini yang Mendasari Kecurigaan

Veraschuk pun menegaskan Ukraina kini butuh bantuan Barat untuk memberlakukan zona larangan terbang di atas Ukraina.

“Setidaknya di atas infrastruktur penting. Kami menginginkan sistem pertahanan udara,” tuturnya.

Sementara itu, Menlu Ukraina, Kuleba menegaskan ekspektasinya atas pembicaraan dengan Lavrov sangat terbatas.

Menurutnya kesuksesan negosiasi tergantung atas apa instruksi dan arahan Labrov dari Kremlin terkait diskusi tersebut.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Daily Mail


TERBARU