> >

Direbut Rusia, Ini Tragedi Bencana Chernobyl yang Mengguncang Dunia pada 1986

Krisis rusia ukraina | 25 Februari 2022, 11:23 WIB
Lokasi kebocoran nuklir Chernobyl, Ukraina. (Sumber: AP Photo)

PRIPAYAT, KOMPAS.TV - Direbutnya PLTN Chernobyl oleh Rusia menambah kisah tragis reaktor nuklir tempat bencana yang mengguncang dunia pada 1986.

Sebelumnya Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengungkapkan bahwa pasukan Rusia tengah menyerang PLTN Chernobyl, Kamis (24/2/2022).

“Pasukan okupasi Rusia mencoba mengambil alih Chernobyl (PLTN). Pasukan pertahanan kami mengorbankan nyawanya agar tragedi 1986 tak terjadi,” cuit Zelenksy dikutip dari CNN.

Penasihat Kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak tak lama kemudian mengungkapkan bahwa Rusia telah menduduki PLTN Chernobyl.

Baca Juga: Rusia Diyakini Jadikan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Target untuk Ditangkap

“Sangat tak mungkin mengatakan PLTN Chernobyl aman setelah serangan tak berujung dari Rusia,” ujar Podolyak dikutip dari The Verge.

“Ini adalah salah satu ancaman serius di Eropa pada hari ini,” ujarnya.

Kejadian ini semakin melegitimasi kisah penuh tragedi di area rekator nuklir di dekat Kota Pripyat tersebut.

Pada 26 April 1986, sebuah ledakan di reaktor Nuklir Chernobyl menyebabkan kebocoran radiasi, yang dianggap sebagai bencana nuklir terburuk sepanjang sejarah.

Bencana Chernobyl pun menjadi satu dari dua kecelakaan energi nuklir, dengan peringkat tujuh, keparahan maksimum, pada Skala Peristiwa Nuklitr Internasional.

Yang lainnya adalah bencana nuklir Fukushima di Jepang pada 2011.

Insiden itu terjadi saat tengah dilakukan uji pengamanan pada turbin uap reaktor nuklir RBMK.

Selama penurunan reaktor yang direncanakan dalam persiapan untuk pengujian, keluaran daya tiba-tiba turun hingga mendekati nol.

Baca Juga: Demi Hadapi Rusia, Tentara Ukraina Berlatih di Tempat Paling Berbahaya di Dunia: Chernobyl

Operator tak dapat memulihkan tingkat daya yang ditentukan, sehingga menempatkan reaktor dalam kondisi tak stabil.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : CNN/ The Verge


TERBARU