Rusia dan Belarusia Berencana Gelar Latihan Tempur Bulan Depan
Kompas dunia | 18 Januari 2022, 01:05 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia dan Belarusia berencana mengadakan latihan militer bersama pada Februari mendatang.
Hal itu dikatakan pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko hari Senin (17/1/2022), di tengah meningkatnya ketegangan antara Timur dan Barat terkait Ukraina, seperti dilansir Straits Times.
Rusia, sekutu dekat Belarus, membuat dunia Barat dan Ukraina khawatir atas penambahan pasukan tempur Rusia di dekat perbatasan Ukraina yang dibumbui rentetan retorika yang mengancam, menimbulkan kekhawatiran bahwa Rusia berencana menginvasi Ukraina.
Moskow menyangkal rencana semacam itu, tetapi menggunakan kebuntuan untuk mengampanyekan jaminan keamanan dari Barat.
Termasuk penghentian ekspansi NATO dan veto formal atas Ukraina untuk masuk menjadi anggota NATO.
Ukraina adalah bekas republik Soviet yang pernah bergabung dengan aliansi militer Pakta Warsawa.
"Kami berencana memulai latihan bulan Februari. Tetapkan tanggal yang tepat dan beri tahu kami, jadi kita tidak disalahkan karena mengumpulkan pasukan di sini secara tiba-tiba, seolah-olah kami sedang bersiap untuk berperang," kata Lukashenko kepada menteri pertahanannya.
Pemimpin Belarusia, seorang paria di Barat karena menindak keras unjuk rasa tahun 2020 dan karena penanganannya dalam krisis migran dengan Uni Eropa mengatakan, latihan itu akan diadakan di perbatasan selatan dan barat Belarus.
Bekas republik Soviet itu memiliki populasi 9,5 juta jiwa, yang dilihat Moskow sebagai negara penyangga menghadapi Barat, dimana Belarusia berbatasan dengan Ukraina di selatan dan anggota NATO Polandia dan Lituania di barat.
Baca Juga: Di Tengah Ketegangan, Belarusia Nyatakan Perlu Punya Sistem Peluru Kendali Iskander M Buatan Rusia
Lukashenko, yang semakin dekat dengan Kremlin ketika Barat menghindarinya, menuduh Ukraina membangun pasukan di dekat Belarus dalam komentar yang diedarkan oleh Kementerian Pertahanan.
Dia mengatakan, Polandia dan Baltik memiliki lebih dari 30.000 tentara di dekat perbatasan Belarus.
"Ini seharusnya menjadi latihan normal untuk menyusun rencana tertentu dalam konfrontasi dengan kekuatan ini: barat (Baltik dan Polandia) dan selatan (Ukraina)," katanya seperti dikutip kantor berita negara Belta.
Kremlin mengatakan, secara terpisah, laporan bahwa Estonia siap menampung hingga 5.000 tentara NATO menunjukkan bahwa Moskow benar untuk merasa khawatir.
"Hal-hal seperti itulah yang membuktikan kami memiliki alasan untuk khawatir dan itu membuktikan bukanlah kami yang meningkatkan ketegangan," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Peskov diminta berkomentar pada konferensi setelah seorang pejabat senior Rusia menolak untuk mengesampingkan atau mengonfirmasi apakah Rusia dapat mengerahkan rudal di Venezuela atau Kuba jika Barat menolak untuk memberikan jaminan keamanan Moskow.
"Untuk Amerika Latin, kita berbicara tentang negara berdaulat di sana, jangan lupakan itu. Dan dalam konteks situasi saat ini, Rusia sedang memikirkan bagaimana memastikan keamanannya sendiri... Kami sedang ... meninjau skenario yang berbeda," katanya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV/Straits Times