Tingkat Kelahiran China Anjlok di Titik Terendah pada Tahun 2021
Kompas dunia | 17 Januari 2022, 21:55 WIBBEIJING, KOMPAS.TV - Tingkat kelahiran di China turun ke rekor terendah tahun 2021, memperpanjang tren penurunan tingkat kelahiran negara tersebut.
Hal itu terjadi meski pemerintah China mengeluarkan keputusan penting untuk mengizinkan pasangan memiliki hingga tiga anak, termasuk langkah-langkah untuk membantu membesarkan anak seperti dilansir Straits Times, Senin (17/1/2021).
Hanya ada 7,52 kelahiran untuk setiap 1.000 orang tahun lalu di China, turun dari 8,52 kelahiran setiap 1.000 orang pada tahun 2020.
Angka dari Biro Statistik Nasional China pada Senin juga menunjukkan 10,62 juta bayi lahir di negara berpenduduk terpadat di dunia tahun lalu, turun 11,5 persen dari 12 juta kelahiran pada tahun 2020.
Pada tahun 2019, angka fertilitas sebesar 10,41 dan terdapat 14,65 juta kelahiran.
Perubahan sikap dalam membesarkan anak, penurunan populasi perempuan usia subur yang optimal, dan pandemi Covid-19 dianggap berkontribusi pada penurunan angka kelahiran di China, kata kepala biro Ning Jizhe, yang juga wakil ketua Komisi Reformasi Pembangunan Nasional.
Dia menambahkan, perubahan kebijakan yang diumumkan pada Mei tahun lalu untuk memungkinkan pasangan yang menikah memiliki hingga tiga anak mestinya meningkatkan atau setidaknya mempertahankan jumlah bayi yang baru lahir saat ini.
Pemerintah China mengharapkan populasi keseluruhan berkisar sekitar 1,4 miliar di tahun-tahun mendatang, katanya.
China berusaha meningkatkan tingkat kelahiran yang lesu untuk mencegah ketergantungan yang semakin besar pada pemerintah untuk memberi dukungan bagi para lansia, tetapi sejauh ini hanya mencapai sedikit keberhasilan.
Pada November 2020, lima orang dewasa menanggung hidup satu orang lanjut usia di daratan China, menurut laporan Komisi Kesehatan Nasional dan Kantor Komisi Kerja Nasional untuk Penuaan China pada Oktober tahun lalu.
Baca Juga: Angka Kelahiran Baru di Korea Selatan Terus Anjlok Pada Januari 2021
Laporan tersebut tidak memprediksi bagaimana rasio ketergantungan diharapkan berubah, tetapi menyatakan populasi lansia diperkirakan akan tumbuh sebesar 53 juta orang dalam lima tahun hingga 2025.
Pada tahun 2013, Beijing mengumumkan akan mengizinkan pasangan yang menikah untuk memiliki hingga dua anak, jika salah satu orang tua adalah anak tunggal, sehingga secara efektif mengakhiri kebijakan satu anak yang kontroversial dan telah berlaku sejak tahun 1980.
Namun, rakyat China belum menanggapi desakan untuk memiliki lebih banyak anak, di mana tingkat kesuburan total hanya mencapai 1,3 pada tahun 2020, jauh di bawah tingkat penggantian 2,1, menurut sensus sepuluh tahunan pada Mei tahun lalu.
Tekanan dan biaya tinggi untuk membesarkan anak-anak sering dikutip oleh orang tua di China sebagai alasan untuk tidak memiliki lebih banyak anak.
Ketika kebijakan tiga anak diumumkan Mei lalu, para pembuat kebijakan terkemuka menjanjikan serangkaian perubahan di bidang-bidang seperti perumahan, pendidikan, dan pengasuhan anak.
Beijing menindaklanjuti pada Juli lalu dengan melarang bimbingan belajar setelah jam sekolah, yang selama ini menjadi momok bagi orang tua, yang mengeluhkan biaya selangit yang harus mereka bayarkan untuk membantu anak mereka maju di sekolah.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Straits Times