> >

Serangan Udara di Kamp Pengungsi Tigray Ethiopia, Tewaskan 56 Warga Sipil Termasuk Anak-Anak

Kompas dunia | 9 Januari 2022, 01:05 WIB
Serangan udara di kamp pengungsi Dedebit, wilayah Tigray, Ethiopia,menewaskan 56 orang dan melukai 30 lainnya, termasuk anak-anak, di sebuah kamp pengungsi, seperti dikatakan pekerja bantuan di sana, 8 Januari 2022. (Sumber: BBC)

ADDIS ABABA, KOMPAS.TV - Serangan udara di wilayah Tigray, Ethiopia, menewaskan sedikitnya 56 orang dan melukai 30 lainnya, termasuk anak-anak yang berada di sebuah kamp pengungsi, kata dua relawan.

Pemerintah Ethiopia sebelumnya membantah menargetkan warga sipil dalam konflik 14 bulan dengan pasukan pemberontak Tigray.

Juru bicara Front Pembebasan Rakyat Tigray TPLF Getachew Reda, dilansir Straits Times, Sabtu (8/1/2022), kelompok yang memerangi pemerintah pusat, mengatakan dalam sebuah tweet, "Serangan drone tempur oleh Abiy Ahmed di kamp pengungsi di Dedebit membunuh nyawa 56 warga sipil tak berdosa sejauh ini." Dia mengacu pada Perdana Menteri Abiy Ahmed.

Kesaksian para relawan yang tak mau mengungkap identitasnya, mengungkapkan serangan di kota Dedebit, yang berlokasi di barat laut dekat perbatasan dengan Eritrea terjadi pada Jumat malam.

Sebelumnya pada hari Jumat, pemerintah membebaskan beberapa pemimpin oposisi dari penjara dan mengatakan akan memulai dialog dengan lawan politik untuk mendorong rekonsiliasi.

Kedua relawan yang berkata pada media itu mengatakan, jumlah korban tewas sudah dikonfirmasi pihak berwenang setempat.

Para relawan mengirim gambar kepada media yang mereka katakan adalah orang-orang yang terluka di rumah sakit, termasuk banyak anak-anak.

Salah satu relawan yang mengunjungi Rumah Sakit Umum Shire Suhul tempat para korban luka dirawat, mengatakan kamp itu menampung banyak wanita tua dan anak-anak.

"Mereka memberi tahu saya bahwa bom itu jatuh pada tengah malam. Saat itu benar-benar gelap dan mereka tidak dapat melarikan diri," kata relawan tersebut.

Baca Juga: Ada Dugaan Pelanggaran HAM, AS Depak Ethiopia, Mali, dan Guinea dari Program Perdagangan Bebas Bea

Serangan udara di kamp pengungsi Dedebit, wilayah Tigray, Ethiopia,menewaskan 56 orang dan melukai 30 lainnya, termasuk anak-anak, di sebuah kamp pengungsi, seperti dikatakan pekerja bantuan di sana, 8 Januari 2022 (Sumber: Sky News)

Pasukan federal Ethiopia berperang dengan pasukan pemberontak Tigray sejak November 2020.

Salah satu yang terluka dalam serangan hari Jumat, Asefa Gebrehaworia, 75, menangis ketika dia menceritakan bagaimana temannya terbunuh. Dia dirawat karena cedera di kaki dan tangan kirinya.

Pertempuran memaksa Asefa keluar dari rumahnya, dan sekarang serangan udara menghancurkan kamp tempatnya mengungsi. Dia telah tiba di kamp pengungsi dari kota perbatasan Humera.

Sebelum serangan terbaru, setidaknya 146 orang tewas dan 213 terluka dalam serangan udara di Tigray sejak 18 Oktober, menurut sebuah dokumen yang disiapkan oleh badan-badan bantuan dan dibagikan kepada media pekan lalu.

Dalam langkah rekonsiliasi hari Jumat, pemerintah Ethiopia membebaskan para pemimpin oposisi dari beberapa kelompok etnis, termasuk beberapa pemimpin TPLF.

TPLF menyatakan skeptisisme tentang seruan Abiy untuk rekonsiliasi nasional.

"Rutinitas hariannya dalam menolak pengobatan untuk anak-anak yang tidak berdaya dan mengirim drone yang menargetkan warga sipil, bertentangan dengan klaimnya," cuit Getachew pada hari Jumat.

TPLF menuduh pemerintah federal memberlakukan blokade bantuan di wilayah tersebut, yang menyebabkan kelaparan dan kekurangan kebutuhan pokok seperti bahan bakar dan obat-obatan.

Sementara pemerintah membantah menghalangi konvoi bantuan.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Straits Times


TERBARU