Serangan Udara di Kamp Pengungsi Tigray Ethiopia, Tewaskan 56 Warga Sipil Termasuk Anak-Anak
Kompas dunia | 9 Januari 2022, 01:05 WIBPasukan federal Ethiopia berperang dengan pasukan pemberontak Tigray sejak November 2020.
Salah satu yang terluka dalam serangan hari Jumat, Asefa Gebrehaworia, 75, menangis ketika dia menceritakan bagaimana temannya terbunuh. Dia dirawat karena cedera di kaki dan tangan kirinya.
Pertempuran memaksa Asefa keluar dari rumahnya, dan sekarang serangan udara menghancurkan kamp tempatnya mengungsi. Dia telah tiba di kamp pengungsi dari kota perbatasan Humera.
Sebelum serangan terbaru, setidaknya 146 orang tewas dan 213 terluka dalam serangan udara di Tigray sejak 18 Oktober, menurut sebuah dokumen yang disiapkan oleh badan-badan bantuan dan dibagikan kepada media pekan lalu.
Dalam langkah rekonsiliasi hari Jumat, pemerintah Ethiopia membebaskan para pemimpin oposisi dari beberapa kelompok etnis, termasuk beberapa pemimpin TPLF.
TPLF menyatakan skeptisisme tentang seruan Abiy untuk rekonsiliasi nasional.
"Rutinitas hariannya dalam menolak pengobatan untuk anak-anak yang tidak berdaya dan mengirim drone yang menargetkan warga sipil, bertentangan dengan klaimnya," cuit Getachew pada hari Jumat.
TPLF menuduh pemerintah federal memberlakukan blokade bantuan di wilayah tersebut, yang menyebabkan kelaparan dan kekurangan kebutuhan pokok seperti bahan bakar dan obat-obatan.
Sementara pemerintah membantah menghalangi konvoi bantuan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Straits Times