Abdalla Hamdok, PM Sudan Lulusan Manchester, Mundur Karena Tak Tahan Kemelut Politik
Kompas dunia | 3 Januari 2022, 14:09 WIBHamdok juga sosok yang mendorong agar petani Afrika, terutama Sudan, lebih dinamis dan lebih berorientasi komersial demi kesejahteraan mereka.
Sebagai ekonom lulusan Manchester University di Inggris, sosok Hamdok juga dihormati oleh lembaga-lembaga keuangan dunia.
Dia pernah duduk sebagai staf PBB untuk buruh (ILO) di Zimbabwe, kemudian African Development Bank di Pantai Gading dan duduk Direktur Eksekutif di Badan untuk Komisi Ekonomi Afrika (Uneca), sebelum bergabung dengan kabinet Omar al-Bashir.
Ketika Omar digulingkan, Hamdok ditunjuk menjabat sebagai PM. Namun, kemelut politik dan instabilitas sosial pascapenggulingan Omar membuat negara tersebut terbelah antara pendukung supremasi sipil dan militer.
Baca Juga: Detik-detik Tentara Sudan Gerebek Stasiun TV Arab, Ada Apa?
Pada Maret 2020, Hamdok jadi target pembunuhan dalam sebuah aksi konvoi kendaraan bermotor para demonstran di ibu kota Sudan, Khartoum. Dia selamat.
Namun gejolak politik terus berlanjut. Aksi protes tak pernah berhenti. Tekanan dari kelompok militer juga makin meningkat. Tak tahan dengan kemelut politik yang tak berkesudahan, suami dari Muna Abdalla ini memilih mundur.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV