Perangi Omicron, Ilmuwan Thailand Kembangkan Vaksin Berbasis Daun Tembakau
Kompas dunia | 25 Desember 2021, 10:32 WIBBANGKOK, KOMPAS.TV - Ilmuwan Thailand tengah mengembangkan vaksin Covid-19 berbasis tumbuhan untuk memerangi varian Omicron.
Para ilmuwan tersebut menggunakan daun tembakau sebagai bahan dasar vaksin.
Pengujian vaksin Covid-19 dengan bahan dasar daun tembakau sudah dimulai pada 2020.
Sedangkan uji coba terhadap manusia akan dilakukan pada putaran berikutnya di musim semi.
Baca Juga: Putin Membela Nabi Muhammad: Menghinanya Bukanlah Kebebasan Berbicara
Vaksin yang tengah dikembangkan tersebut menggunakan varietas tembakau Australia yang rendah nikotin, berbeda dengan jenis yang digunakan dalam rokok.
Peneliti mengungkapkan, kecepatan pertumbuhannya membuat daun tembakau itu dapat diubah dari benih menjadi vaksin dalam waktu satu bulan.
Selain itu, teknologinya sangat mudah beradaptasi.
“Hanya butuh 10 hari bagi kami untuk menghasilkan purwarupa dan tidak lebih dari tiga pekan untuk menguji apakah purwarupa itu berfungsi atau tidak,” kara Asisten Profesor Dr Suthira Taychakhoonavudh, Kepala Eksekutif Baiya Phytopharm kepada Sky News.
“Contohnya, saat ini kami tengah bekerja untuk mengatasi varian Omicron. Kami sudah memiliki purwarupa, dan mengujinya sekarang,” lanjut Dr Suthira.
Daun tembakau yang dipanen digunakan sebagai inang untuk menghasilkan protein yang meniru virus Covid-19.
Baca Juga: Kasus Lokal Covid-19 Varian Omicron Singapura Langsung Melonjak Usai Ubah Praktik Pengujian Covid-19
Daun itu akan dicampur dan proteinnya diekstraksi.
Ketika vaksin yang dihasilkan disuntikkan ke manusia, itu akan merangsang antibodi yang dapat digunakan tubuh kita untuk melawan virus.
Vaksin itu akan bisa digunakan paling cepat pada akhir 2022.
Meski vaksinasi Covid-19 lainnya sudah tersedia, pengembang mengatakan penting untuk melanjutkan proyek demi keamanan kesehatan di masa depan.
“Covid-19 tak akan menjadi yang terakhir, bukan? Akan ada begitu banyak penyakit yang muncul dan jika kita dapat mengembangkan vaksin sendiri, maka kita tak harus bergantung pada vaksin dari negara lain,” tutur salah satu penemu dan Ketua Teknologi, Dr Waranyoo Phoolcharoen.
Baca Juga: Gara-Gara Varian Omicron, Italia Kembali Berlakukan Wajib Masker di Tempat Terbuka
Tim ilmuwan tersebut mengatakan, keuntungan dari penggunaan tembakau, khususnya untuk negara dengan penghasilan rendah, adalah tumbuhan tersebut bisa tumbuh hampir di seluruh dunia dengan harga murah.
Percobaan klinis masih dilakukan, sehingga peningkatan kondisi di laboratorium Bangkok saat ini dikontrol dan dimonitor dengan ketat.
Para ilmuwan pun menggunakan baju pelindung saat melakukan penelitian.
Jika pengembangan vaksin ini berhasil, mereka berharap bisa memproduksi lebih dari 60 juta dosis vaksin setahun, dan saat sudah disempurnakan, teknologi berbasis tembakau akan serbaguna.
Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Sky News