Terumbu Karang Samudra Hindia Bagian Barat Terancam Punah 50 Tahun ke Depan
Kompas dunia | 7 Desember 2021, 06:40 WIBTerumbu karang hanya menutupi sebagian kecil - 0,2 persen - dari dasar laut, tetapi mereka adalah rumah bagi setidaknya seperempat dari semua hewan dan tumbuhan laut.
Baca Juga: Waduh 14 Persen Terumbu Karang Dunia Musnah Satu Dekade Terakhir Akibat Pemanasan Global
Selain menopang ekosistem laut, terumbu karang juga menyediakan protein dan pekerjaan bagi masyarakat pesisir, dan perlindungan dari badai dan erosi garis pantai bagi ratusan juta orang di seluruh dunia.
Obura mengatakan terumbu karang yang sehat "sangat berharga" dan kehilangannya akan menjadi "kecelakaan ganda".
“Untuk keanekaragaman hayati, tetapi juga segala macam ekonomi pesisir yang bergantung pada terumbu karang,” katanya.
Perubahan iklim merupakan ancaman terbesar bagi kesehatan karang secara keseluruhan di Samudra Hindia bagian barat, tempat para ilmuwan mengatakan suhu air laut memanas lebih cepat daripada di bagian lain dunia.
Lautan menyerap lebih dari 90 persen kelebihan panas dari emisi gas rumah kaca, melindungi permukaan tanah tetapi menghasilkan gelombang panas laut yang besar dan berdurasi lama sehingga mendorong banyak spesies karang melewati batas toleransi dan kemampuan mereka.
Namun di sepanjang pantai timur benua Afrika dari Kenya hingga Afrika Selatan, tekanan dari penangkapan ikan yang berlebihan juga diidentifikasi sebagai momok besar lainnya pada ekosistem terumbu karang.
Temuan itu menggarisbawahi kebutuhan untuk segera mengatasi ancaman global terhadap terumbu karang dari perubahan iklim, dan ancaman lokal seperti penangkapan ikan yang berlebihan, kata Obura.
"Kita perlu memberikan kesempatan terbaik bagi terumbu karang ini. Untuk melakukan itu, kita harus mengurangi pendorong, dan membalikkan tekanan pada terumbu karang," katanya.
Pada bulan Oktober, survei kesehatan karang global terbesar yang pernah ada mengungkapkan penangkapan ikan dengan dinamit, polusi tetapi terutama pemanasan global telah memusnahkan 14 persen terumbu karang dunia dari 2009 hingga 2018.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Straits Times/AFP