Antisipasi Masuknya Covid-19 Varian Omicron, Jepang Tutup Perbatasan dari Semua Pelancong Asing
Kompas dunia | 29 November 2021, 15:36 WIBTOKYO, KOMPAS.TV - Jepang mengumumkan segera melarang masuknya semua pelancong asing untuk menghadang virus corona varian Omicron, bergabung dengan sederet negara yang mencoba mendirikan benteng virtual melawan strain baru yang sangat bermutasi dan diduga kuat jauh lebih cepat menular, seperti dilansir Straits Times mengutip AFP, Senin, (29/11/2021)
Para menteri kesehatan negara-negara G7 akan bertemu di hari ini untuk membahas varian baru dengan identifikasi ilmiah B.1.1.529 ini, yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan.
Pemerintah Jepang menjadi negara terbaru yang memulihkan kendali ketat perbatasan, melarang semua kedatangan asing, hanya beberapa minggu setelah mengumumkan pelonggaran kedatangan internasional untuk memasuki negara itu.
PM Fumio Kishida mengatakan Jepang "dalam posisi yang lebih kuat melawan varian Omicron daripada negara lain," mengutip pemakaian masker sukarela dan pengendalian diri tentang perilaku berisiko.
Baca Juga: WHO: Omicron Masuk Variant of Concern, Kemungkinan Reinfeksi Sangat Besar
Filipina juga mengatakan akan menangguhkan sementara rencana untuk mengizinkan masuknya turis yang divaksinasi penuh, dalam upaya untuk mencegah varian itu lepas landas di negara di mana sebagian besar penduduknya tetap tidak divaksinasi.
Manila berharap bisa menghidupkan kembali ekonomi negara yang babak belur dengan cara mengizinkan turis yang sudah menjalani vaksinasi penuh untuk bisa masuk Filipina mulai hari Rabu ini.
Varian ini juga membuat rencana pembukaan perbatasan di Australia kembali terjengkang dalam keraguan, di mana pemerintah Australia sekarang mempertimbangkan kembali rencana pelonggaran pembatasan di perbatasanperbatasan hanya dalam dua hari.
Australia saat ini dipastikan sudah ditembus varian Omicron, yang dipastikan ada di penumpang yang terbang dari Afrika Selatan ke Australia, dua mendarat di Sydney dan seorang mendarat di Darwin.
Perdana Menteri Scott Morrison tampaknya enggan untuk memberlakukan kembali jenis penguncian ketat yang terlihat awal tahun ini.
“Kita tidak hanya perlu belajar hidup berdampingan dengan Covid, kita juga perlu belajar hidup berdampingan dengan variannya,” ujarnya.
Baca Juga: Varian Omicron Bisa Menular Lebih Cepat, Menkes: Sedang Diteliti Para Ahli
Banyak ketidakpastian seputar seberapa menular Omicron dan seberapa resistennya terhadap vaksin yang ada.
Rumah sakit Bambino Gesu yang bergengsi di Roma pada hari Minggu merilis "gambar" pertama dari galur baru dan mengkonfirmasi ada lebih banyak mutasi daripada yang terlihat pada varian Delta, meskipun mengatakan itu tidak berarti lebih berbahaya.
Tetapi ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan pada hari Minggu, berbagai pemerintah saat ini berpacu dengan waktu untuk memahami varian tersebut, dan produsen vaksin membutuhkan dua hingga tiga minggu "untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang kualitas mutasi".
Daftar panjang negara telah memberlakukan pembatasan perjalanan dari Afrika selatan dan negara-negara sekitarnya termasuk Qatar yang merupakan lokasi transit utama perjalanan udara, Amerika Serikat, Inggris, Brasil, Indonesia, Arab Saudi, Kuwait, dan Belanda.
Israel telah mengumumkan pembatasan paling ketat, menutup perbatasan untuk semua orang asing hanya empat minggu setelah dibuka kembali untuk pelancong setelah penutupan yang berkepanjangan.
Angola pada hari Minggu menjadi negara Afrika selatan pertama yang menangguhkan semua penerbangan dari tetangga regionalnya Mozambik, Namibia dan Afrika Selatan.
Baca Juga: Kanada Konfirmasi Dua Kasus Pertama Varian Omicron
Afrika Selatan protes keras atas pembatasan baru tersebut, dimana kementerian luar negerinya mengklaim sedang "dihukum" karena pertama kali mengidentifikasi jenis virus yang kini telah terdeteksi di mana-mana mulai dari Belanda hingga Inggris, Kanada hingga Hong Kong.
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa hari Minggu, (28/11/2021) mendesak negara-negara untuk mencabut larangan perjalanan "sebelum kerusakan lebih lanjut terjadi pada ekonomi kita", sementara rekannya di Malawi, Lazarus Chakwera, menuduh negara-negara Barat "Afrophobia" karena menutup perbatasan mereka.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia di Afrika juga mendesak negara-negara untuk mengikuti ilmu pengetahuan daripada memberlakukan larangan terbang dalam upaya untuk menahan jenis Covid baru.
"Dengan varian Omicron yang sekarang terdeteksi di beberapa wilayah di dunia, memberlakukan larangan perjalanan yang menargetkan Afrika sungguh menyerang solidaritas global," kata direktur regional WHO Matshidiso Moeti.
Baca Juga: Meninggal karena Covid-19, Pria Ini Sempat Menyesal Tak Mau Divaksin Hanya Karena Diuji ke Hewan
Tetapi sebagai tanda optimisme, Singapura dan Malaysia melonggarkan pembatasan perjalanan virus corona di salah satu perbatasan darat tersibuk di dunia setelah hampir dua tahun.
Mulai Senin, warga yang sudah menjalani vaksinasi, mereka yang memiliki status tempat tinggal permanen dan izin kerja dapat melintasi jalan lintas satu kilometer (0,6 mil) yang memisahkan negara-negara tanpa harus dikarantina.
Dan terlepas dari ancaman baru, puluhan ribu orang berunjuk rasa di Austria untuk memprotes kebijakan wajib vaksinasi yang dikeluarkan baru-baru ini oleh pemerintah Austria, negara Uni Eropa pertama yang melakukannya.
Kanselir Alexander Schallenberg mengatakan itu adalah "gangguan kecil" dibandingkan dengan alternatif untuk negara dengan salah satu tingkat vaksinasi terendah di Eropa Barat.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV/France24 via AFP