Tutup Perbatasan Hadang Covid-19 Omicron, Israel Gunakan Teknologi Intelijen untuk Contact Tracing
Kompas dunia | 28 November 2021, 12:15 WIBJERUSALEM, KOMPAS.TV - Israel pada Sabtu (27/11/2021) mengumumkan penutupan perbatasan secara penuh dan melarang masuknya semua orang asing ke negara itu.
Hal itu menjadikannya negara pertama yang menutup perbatasannya sepenuhnya menyusul temuan Omicron, varian virus corona baru dan berpotensi lebih menular, seperti dilansir Straits Times, Minggu (28/11/2021).
Israel juga mengumumkan akan menggunakan teknologi pelacakan telepon kontra-terorisme paling canggih di dunia untuk menahan penyebaran varian Omicron.
Perdana Menteri Naftali Bennett mengatakan bahwa larangan itu, sambil menunggu persetujuan pemerintah, akan berlangsung selama 14 hari.
Para pejabat Israel berharap dalam periode 14 hari itu akan ada lebih banyak informasi tentang seberapa efektif vaksin Covid-19 terhadap Omicron, yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dan telah dijuluki sebagai "variant of concern" oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO
"Hipotesis kerja kami adalah, varian tersebut sudah ada di hampir setiap negara," kata Menteri Dalam Negeri Ayelet Shaked kepada "Meet the Press" N12. "Dan bahwa vaksin itu efektif, meskipun kami belum tahu sampai sejauh mana."
Menurut Bennett, orang Israel yang memasuki negara itu, termasuk mereka yang divaksinasi, akan diminta untuk dikarantina.
Penutupan perbatasan akan mulai berlaku pada tengah malam antara hari Minggu dan Senin, sementara larangan perjalanan pada orang asing yang datang dari sebagian besar negara bagian Afrika sudah diberlakukan pada Jumat kemarin.
Baca Juga: AS Puji Tranparansi Afrika Selatan untuk Varian Covid-19 Omicron
Teknologi pelacakan telepon milik badan kontraterorisme Israel Shin Bet digunakan untuk contact tracing, atau memantau titik lokasi orang yang terinfeksi varian Omicron, dengan tujuan menghadang varian tersebut menular ke orang lain.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV/Straits Times via Reuters