> >

Taliban Kian Terdesak, AS Tolak Cairkan Aset Afghanistan yang Dibekukan

Kompas dunia | 20 November 2021, 15:33 WIB
Jajaran komandan kelompok Taliban beserta pengawal tampak di ruang kerja presiden Afghanistan. Kelompok Taliban telah sepenuhnya menguasai Kabul, ibukota Afghanistan, hari Minggu, 15 Agustus 2021. (Sumber: AP Photo/Zabi Karimi)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Kondisi keuangan Taliban semakin terdesak setelah Amerika Serikat (AS) menolak mencairkan aset Afghanistan yang dibekukan.

AS menegaskan jika ingin aset Afghanistan dicairkan, pemerintahan baru di Kabul harus mendapatkan legitimasi lebih dulu.

Sebelumnya, pada Rabu (17/11/2021), Taliban telah mengirimkan surat terbuka kepada Kongres AS untuk membebaskan aset Afghanistan yang dibekukan.

Aset-aset tersebut dibekukan AS, setelah Taliban merebut kembali Afghanistan pada Agustus lalu.

Baca Juga: Taliban Dinilai Tak Mampu Halangi Munculnya ISIS, PBB: Kian Cepat Menyebar ke Seluruh Afghanistan

Washington menyita sekitar 9,5 miliar dolar AS atau setara Rp135 triliun aset yang dimiliki bank sentral Afghanistan.

Hal itu membuat ekonomi Afghanistan yang berpaku pada dana bantuan menjadi runtuh.

Para pegawai negeri sudah tak dibayar selama berbulan-bulan, dan Kementerian Keuangan tak mampu membayar barang impor.

Perwakilan Khusus AS untuk Afghanistan, Thomas West, mencuitkan mengenai penolakan itu melalui pernyataan di Twitter.

Ia mengatakan bahwa Washington telah jelas menegaskan jika Taliban mengambilalih kekuasaan dengan kekuatan militer ketimbang negosiasi dengan pemerintahan yang didukung AS, maka dana bantuan akan diputus.

Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada

Sumber : Times of India


TERBARU