> >

Diam Saja Saat Peng Shuai Hilang, IOC Dikecam

Kompas dunia | 20 November 2021, 07:35 WIB
Petenis China Peng Shuai saat memenangi pertandingan di gelaran China Open pada Oktober 2016. Peng menghilang usai menuduh mantan pejabat China melakukan kekerasan seksual terhadapnya. (Sumber: Andy Wong/Associated Press)

BEIJING, KOMPAS.TV - Keberadaan dan kondisi petenis kenamaan China, Peng Shuai, masih dikhawatirkan banyak pihak. Petenis 35 tahun itu “hilang” sejak 3 November 2021 usai menuduh mantan wakil perdana menteri China, Zhang Gaoli, melakukan kekerasan seksual terhadapnya.

Setelah mengunggah tuduhan tersebut di media sosial, Peng Shuai tidak terlihat di ruang publik serta dilaporkan tidak bisa dikontak.

Kondisi Peng Shuai pun dikhawatirkan berbagai kalangan. Rekan sesama petenis dan badan dunia seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Asosiasi Tenis Wanita (WTA) mempertanyakan kondisi Peng kepada pemerintah China.

Baca Juga: Petinggi Partai Komunis China Diduga Cabuli Petenis, Serena Williams: Kita Jangan Diam

WTA mengaku akan mengambil langkah tegas terkait Peng Shuai. WTA mengancam tidak akan menggelar acara apa pun di China dan menghentikan kerja sama selama belum mendapat jaminan bahwa Peng Shuai aman.

“Kita tidak bisa berkompromi. Ini adalah isu antara benar dan salah. Saya sangat, sangat khawatir dengannya,” kata Ketua WTA Steve Simon dikutip BBC.

Di lain pihak, Komite Olimpiade Internasional (IOC) tidak mau ikut campur terkait Peng Shuai. 

“Pengalaman menunjukkan bahwa diplomasi diam-diam menawarkan kesempatan terbaik untuk menemukan solusi dari masalah seperti itu. Ini menjelaskan mengapa IOC tidak akan berkomentar lebih jauh hingga tahap ini,” tulis rilis IOC dikutip Associated Press.

Sikap IOC pun dikecam berbagai pihak. Komite Olimpiade itu dituding tidak peduli dengan nasib atlet.

IOC sendiri akan menggelar Olimpiade Musim dingin di Beijing pada 2022 mendatang.

Baca Juga: Petenis China yang Dilecehkan Tokoh Partai Komunis Hilang, Naomi Osaka Terkejut

Petenis Prancis Nicolas Mahut menyebut kebijakan Presiden IOC Thomas Bach “memalukan”. 

Ia juga mengaku tidak akan bermain di China hingga masalah Peng Shuai terselesaikan. Mahut pun mengajak petenis lain untuk menempuh langkah serupa.

“IOC punya tanggung jawab untuk memperhatikan para atlet. (Sikap) diam saja itu tidak bisa diterima,” kata Mahut.

Sementara itu, kolumnis olahraga Associated Press, Paul Newberry, menuduh IOC tidak peduli pada nasib atlet demi kelancaran Olimpiade Beijing 2022.

“Presiden IOC Thomas Bach—yang tidak menunjukkan keberatan apa pun tentang rekam jejak hak asasi manusia China—berharap isu ini akan mengabur dengan sendirinya tanpa kelompoknya harus melewatkan pesta makan malam,” tulis Newberry.

Pemerintah China sendiri mengaku tidak tahu mengenai masalah hilangnya Peng Shuai.

Akan tetapi, Beijing diduga mengabaikan dugaan kekerasan seksual yang menimpa sang petenis dan menyensor percakapan mengenainya.

Baca Juga: Petenis Ini Mengaku Dipaksa Berhubungan Seksual oleh Mantan Petinggi Partai Komunis China


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU