> >

Fitur "Boomerang" Instagram Disebut Hasil Jiplak, Mark Zuckerberg Digugat

Kompas dunia | 8 November 2021, 08:19 WIB
Fitur Boomerang di Instagram disebut menjiplak dari aplikasi Phhhoto. Perusahaan tersebut pun menggugat Bos Meta Mark Zuckerberg dengan tuduhan monopoli konten (8/11/2021). (Sumber: Pinterest)

SAN FRANCISCO, KOMPAS.TV- Baru saja berganti nama, induk perusahaan Facebook yang kini bernama Meta, sudah mendapat sejumlah masalah. Di antaranya adalah gugatan yang diajukan sebuah perusahaan  bernama Phhhoto, dengan gugatan antimonopoli.

Mengutip dari The Verge, Senin (8/11/2021), manajemen Phhhoto mengatakan Meta awalnya menyatakan berniat bekerja sama mengembangkan sejumlah fitur di unit usaha Facebook. Namun, pada akhirnya Meta disebut hanya menjiplak fitur yang dikembangkan Phhhoto tanpa izin dan tanpa ada kerja sama.

Fitur itu adalah fitur Boomerang diaplikasi Instagram yang juga dimiliki Meta. Peristiwa itu terjadi pada 2015, saat Boomerang dirilis di Instagram. Setelah menggunakan Boomerang, Meta yang saat itu masih bernama Facebook pun memblokir Phhhoto.

"Tindakan Facebook dan Instagram menghancurkan Phhhoto sebagai bisnis yang layak dan merusak prospek investasi perusahaan," kata Phhhoto saat mengajukan gugatan ke pengadilan di Amerika Serikat.

Baca Juga: Pria Inggris Tinggalkan Pekerjaan demi Jadi Gamer Football Manager, Kini Dikontrak Facebook Gaming

Dalam gugatannya, Phhhoto mengungkapkan CEO Facebook Mark Zuckerberg, mantan CEO Instagram Kevin Systrom, dan beberapa karyawan Facebook mengunduh aplikasi Phhhoto pada Agustus 2014 dan memeriksa fitur mereka.

Kemudian pada Februari 2015, Manajer Kemitraan Facebook Bryan Hurren menghubungi Phhhoto dan memuji fitur mirip Boomerang yang dimiliki Phhhoto. Hurren menawarkan fitur itu untuk dimasukkan ke dalam Facebook Messenger, namun Phhhoto menolak.

Tetapi Hurren kemudian menawarkan untuk memasukkan konten Phhhoto ke dalam Umpan Berita pengguna Facebook. Selanjutnya pada Maret 2015, pengaturan Instagram berubah sehingga pengguna Phhhoto tidak dapat menemukan teman mereka di Instagram.

Menurut Phhhoto, Hurren kesal lantaran pertumbuhan pengguna Phhhoto lebih tinggi dari Instagram. Lalu, saat Phhhoto akan meluncurkan aplikasinya untuk Android pada Oktober 2015, Instagram memperkenalkan Boomerang. Hingga pada Maret 2016, Phhhoto mengetahui kontennya diblokir di Instagram.

Baca Juga: Sah! Mark Zuckerberg Resmi Ganti Nama Facebook Jadi Meta, Ini Alasannya

Hal itu semakin dibuktikan dari hasil hasil penyelidikan Parlemen Inggris pada 2018. Parlemen Inggris merilis dokumen yang mengungkap apa yang dilakukan Facebook terhadap Phhhoto. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari penyelidikan terhadap dugaan praktik anti-persaingan dan pengumpulan data Facebook.

"Pengungkapan ini memberikan tautan pertama antara tindakan Facebook sebelumnya terhadap Phhhoto (di sini, memutus akses API) sebagai bagian dari skema eksklusif dengan penekanan algoritmik yang ditemukan pada akhir 2017," tulis Phhhoto dalam gugatannya.

Aplikasi Phhhoto diluncurkan pada 2014, mengklaim memiliki 3,7 juta pengguna aktif bulanan pada puncaknya. Mereka juga menyebut selebritas dunia seperti Beyoncé, Joe Jonas, Chrissy Teigen, dan Bella Hadid menggunakan aplikasi mereka.

Baca Juga: Elon Musk Siap Jual Saham Tesla Rp 85 T untuk Atasi Kelaparan, tapi Ada Syaratnya

Phhhoto memungkinkan penggunaannya mengedit foto dan menyatukan beberapa foto menjadi sebuah video yang berulang, seperti Boomerang di Instagram.

Namun pada 2017, Phhhoto harus menyerah dan akhirnya ditutup. Sementara itu, pihak Facebook mengatakan tuduhan Phhhoto tidak berdasar dan menyatakan akan membela diri.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU