Kepala Urusan Kemanusiaan PBB Desak G20 Cegah Kelaparan Massal di Afghanistan
Kompas dunia | 30 Oktober 2021, 14:24 WIBMARKAS PBB NEW YORK, KOMPAS.TV — Ketua Badan Kemanusiaan PBB yang juga Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan Martin Griffiths menyampaikan pesan seram kepada para pemimpin G20 akhir pekan ini: tolong khawatirkan Afghanistan karena ekonominya ambruk dan setengah dari populasi berisiko tidak memiliki cukup makanan untuk dimakan karena salju sudah mulai turun.
Griffiths mengatakan proyeksi suram itu dalam sebuah wawancara pada Jumat (29/10/2020) dengan The Associated Press. Ia mengatakan "kebutuhan di Afghanistan meroket."
Setengah dari anak-anak Afghanistan di bawah usia lima tahun berisiko kekurangan gizi akut, diperparah dengan terjadinya wabah campak di setiap provinsi. Itu adalah “lampu merah” dan “burung kenari di dalam tambang”, atau tanda bahaya yang mendekat dengan cepat dan terjadi di masyarakat, katanya.
Griffiths memperingatkan kerawanan pangan menyebabkan kekurangan gizi, berujung pada penyakit dan kematian. "tidak adanya tindakan korektif", kata Griffith, akan membuat dunia melihat kematian di Afghanistan.
Dia mengatakan Program Pangan Dunia (WFP) saat ini memberi bantuan makanan untuk 4 juta orang di Afghanistan. Tetapi PBB memperkirakan karena kondisi musim dingin yang mengerikan dan keruntuhan ekonomi, Griffiths harus menyediakan makanan tiga kali lipat dari jumlah itu, yaitu untuk 12 juta orang Afghanistan, “dan itu besar sekali."
WFP minggu ini meminta 200 juta dolar untuk membiayai operasinya sampai akhir tahun, dan Griffiths mendesak negara-negara yang menangguhkan bantuan pembangunan untuk Afghanistan setelah pengambilalihan Taliban pada 15 Agustus, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, untuk mentransfer uang itu, yang akan digunakan bagi bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan.
Baca Juga: China Desak Bank Dunia dan IMF Cairkan Dana Pembiayaan Afghanistan
Dia mencatat Uni Eropa telah mengalihkan sekitar 100 juta euro untuk kerja kemanusiaan, dan Amerika Serikat mengumumkan lebih dari 144 juta dolar AS bantuan kemanusiaan pada Kamis (28/10/2021), meningkatkan total bantuannya kepada warga Afghanistan dan pengungsi di kawasan itu menjadi hampir 474 juta dolar pada 2021.
Griffiths mengatakan krisis saat ini adalah akibat dari dua kekeringan besar dalam beberapa tahun terakhir, gangguan layanan selama konflik antara Taliban dan pemerintah Afghanistan dan runtuhnya ekonomi.
“Jadi, pesan yang akan saya sampaikan kepada para pemimpin G20 adalah kekhawatiran akan keruntuhan ekonomi Afghanistan, karena itu akan berdampak eksponensial di kawasan itu,” katanya.
“Dan isu spesifik yang saya akan meminta mereka untuk fokus pertama, adalah masalah mendapatkan uang tunai ke dalam perekonomian di Afghanistan, bukan ke tangan Taliban, tapi ke tangan orang-orang yang akses ke rekening bank mereka sendiri tidak dibekukan.”
Griffiths mengatakan pentingnya petugas kesehatan garis depan, guru, dan lainnya mendapatkan gaji mereka.
Dia mengatakan banyak ide sedang didiskusikan karena kebutuhan likuiditas ke pasar semakin mendesak, sehingga tindakan mendesak diperlukan tahun ini, bukan musim semi mendatang.
Di antara ide-ide tersebut adalah secara fisik membawa uang tunai ke Afghanistan, yang menurut Griffiths memiliki “banyak kesulitan,” dan menggunakan mata uang lokal Afghanistan.
Baca Juga: Badan Pangan PBB Memperingatkan, Jutaan Warga Afghanistan Saat Ini Terancam Mati Kelaparan
Tetapi masalahnya adalah bagaimana membuat para pedagang menyediakan mata uang Afghani dengan aman untuk digunakan oleh organisasi kemanusiaan, katanya, dan “mereka mungkin hanya akan melakukannya jika mereka berpikir bahwa mereka bisa mendapatkan mata uang eksternal untuk mata uang Afghani itu.”
KTT G20 akan berlangsung di Roma, Italia pada hari ini (30/10/2021) dan Minggu (31/10/2021).
Griffiths memperingatkan efek eksponensial dari keruntuhan ekonomi, dengan mengatakan kekhawatiran pertama adalah jika orang tidak mendapatkan layanan, makanan, perawatan kesehatan, dan sekolah untuk anak-anak, mereka akan pindah, baik di dalam negeri atau melarikan diri dari Afghanistan untuk bertahan hidup.
Kekhawatiran kedua, katanya, adalah meningkatnya masalah terorisme, “dan itu adalah sesuatu yang biasanya berkembang biak di saat ketidakpastian dan di saat penderitaan.”
“Dan itu akan menjadi warisan yang mengerikan bagi semua orang Afghanistan,” kata Griffiths.
“Sejauh ini, saya pikir kita hanya menahan napas saja tentang stabilitas negara dan berbicara setiap hari dengan Taliban tentang apa yang perlu mereka lakukan, misalnya, untuk memastikan perempuan dan anak perempuan dijamin hak-hak mereka.”
Wakil Sekjen Urusan Kemanusiaan itu mengatakan Taliban perlu memastikan hak-hak perempuan dan anak perempuan “karena itu bagian dari menstabilkan Afghanistan.”
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Associated Press