Jokowi Minta ASEAN Percepat Koridor Perjalanan, Dorong Pariwisata dan Ekonomi Pasca Pandemi Covid-19
Kompas dunia | 25 Oktober 2021, 14:37 WIBKUALA LUMPUR, KOMPAS.TV — Presiden Indonesia Joko Widodo mendesak negara-negara Asia Tenggara mempercepat rencana pembuatan koridor perjalanan regional untuk membantu menghidupkan kembali pariwisata dan mempercepat pemulihan dari kerusakan ekonomi akibat pandemi Covid-19, seperti dilansir Associated Press, Senin, (25/10/2021)
Mengutip data PBB dan Organisasi Perdagangan Dunia WTO, Presiden Jokowi pada hari Senin, (25/10/2021) mengatakan, tingkat pembatasan pergerakan masyarakat di Asia Tenggara dalam rangka pencegahan Covid-19 adalah yang tertinggi di dunia.
Dengan menurunnya kasus Covid-19 di 10 anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara ASEAN, pembatasan itu harus dilonggarkan untuk memungkinkan orang bepergian lebih bebas, katanya.
Berbicara di forum bisnis regional ASEAN, Presiden Jokowi mendesak negara-negara ASEAN segera mengadopsi koridor perjalanan regional, sebuah konsep yang diprakarsai Indonesia pada tahun 2020, yang diantaranya akan mencakup jalur cepat imigrasi, pengakuan sertifikat vaksin, dan langkah-langkah kesehatan standar untuk keberangkatan dan kedatangan.
“Setelah 20 bulan menghadapi pandemi Covid-19 yang menakutkan, kami sekarang melihat secercah harapan. Dalam sepekan terakhir, kasus Covid-19 di ASEAN turun 14 persen, jauh melebihi rata-rata global, yang turun 1 persen,” kata Presiden Jokowi dalam forum yang diselenggarakan menjelang KTT para pemimpin ASEAN selama tiga hari, yang akan dimulai besok, Selasa, (26/10/2021)
“Dengan situasi Covid-19 yang semakin terkendali, pembatasan ini dapat dilonggarkan, mobilitas dapat dilonggarkan, sekaligus memastikan aman dari risiko pandemi,” katanya.
“Jika semua negara ASEAN segera memfasilitasi mobilitas orang yang aman, roda perekonomian akan segera berjalan kembali,” katanya.
Baca Juga: KTT ASEAN Akhir Oktober Akan Sepakati Pengaturan Koridor Perjalanan dalam ASEAN
Perjalanan intra-ASEAN biasanya menyumbang sekitar 40 persen dari perjalanan di Asia Tenggara, dan merupakan kunci untuk menghidupkan kembali pariwisata di kawasan tersebut.
Beberapa negara, termasuk Thailand, dengan hati-hati bergerak untuk membuka kembali pariwisata internasional.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Associated Press