Pengakuan Pejabat Intelijen Korea Utara, Ungkap Sosok Kim Jong-un dan Perintahkan Bunuh Pembelot
Kompas dunia | 11 Oktober 2021, 12:45 WIBBaca Juga: Akhirnya, Rezim Kim Jong-un dan Korea Selatan Kembali Pulihkan Hubungan Telepon
Ia mengatakan pada 2009 Korea Utara membentuk badan intelijen baru yang disebut Biro Umum Pengakuan, ketika Kim Jong-un akan dijadikan suksesor ayahnya, Kim Jong-il yang mengalami stroke.
Kim menegaskan pada Mei 2009, jaringan komando membentu satuan tugas teror, untuk membunuh mantan pejabat Korea Utara yang membelot ke Selatan.
“Bagi Kim Jong-un, ini merupakan aksi untuk memuaskan pemimpin tertinggi (Kim Jong-il),” tutur Kim.
“Satgas teror, dibentuk untuk menghabisi Hwang Jang-yop secara rahasia. Saya sendiri secara pribadi mengarahkan dan mengemban tugas tersebut,” tambahnya.
Hwang Jong-yop sebelumnya merupakan salah satu pejabat berkuasa di Korea Utara.
Tetapi ia kemudian membelot ke Korea Selatan pada 1997, dan berubah menjadi pengkritik rezim.
Para penguasa pun tak memaafkannya dan ingin membunuhnya.
Tetapi usaha pembunuhan itu gagal, dan dua mayor tentara Korea Utara saat ini masih menjalani hukuman penjara 10 tahun di Seoul atas usaha itu.
Baca Juga: Seram, Keluarga Ini Temukan Beruang Besar Menyelinap ke Dalam Rumah
Korea Utara sendiri kemudian membantah terlibat, dan mengklaim Korea Selatan yang melakukan percobaan pembunuhan.
Tetapi Kim mengungkapkan yang terjadi sebenarnya adalah sebaliknya.
“Di Korea Utara, terorisme adalah alat politik yang akan melindungi harga diri tertinggi Kim Jong-il dan Kim Jong-un,” tuturnya.
“Itu adalah hadiah untuk menunjukkan kesetiaan penerus kepada pemimpin yang hebat,” tambah Kim.
Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : BBC