> >

30 Polisi dan Tentara Junta Militer Myanmar Membelot, Gabung dengan Gerakan Pembangkangan Sipil

Kompas dunia | 24 September 2021, 16:59 WIB
Polisi Myanmar berusaha memblokir para demonstran di Yangon, Sabtu (27/2/2021). (Sumber: AP Photo)

NAYPYIDAW, KOMPAS.TV - Sekitar 30 polisi dan tentara junta militer Myanmar di Negara Bagian Chin memutuskan untuk membelot.

Mereka memutuskan bergabung dengan Gerakan Pembangkangan Sipil (CDM), yang melawan kekuasaan militer pada dua pekan terakhir.

Gerakan tersebut dilakukan sejak deklarasi Perang Pertahanan Rakyat yang digagas pemerintah bayangan Pemerintah Nasional Bersatu (NUG), untuk melawan rezim militer itu pada 7 September lalu.

Hal itu berarti sudah 350 polisi dan 21 tentara yang melawan peraturan militer di Negara Bagian Chin sejak kudeta pada 1 Februari.

Baca Juga: Dukun yang Mengaku Bisa Hilangkan Virus Corona Meninggal karena Covid-19, Sempat Menolak Divaksin

Jumlah tersebut diungkapkan oleh Pasukan Pertahanan Chin, angkatan bersenjata etnis Chin.

Sejak April, junta militer telah menghadapi perlawanan dari pejuang masyarakat yang bergabung dengan CDF.

Kebanyakan dari mnereka mempersenjatai diri dengan pistol berburu tradisional.

Menurut CDF 30 pasukan militer yang bergabung dengan mereka itu terdiri dari 21 polisi dan sembilan tentara dan bergabung dengan CDM melalui mereka.

“Grup teroris (junta) yang telah mengambil alih kekuasan dari pemerintahan terpilih, menyadari komunitas internasional tak mengakui mereka. Jadi prajurit junta juga harus menyadari hal itu,” ujar Juru Bicara CDF dikutip dari The Irrawaddy, Kamis (23/9/2021).

Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus

Sumber : The Irrawaddy


TERBARU