> >

Pemimpin Anti-Taliban Dukung Demonstrasi Perempuan Afghanistan, Dipanggil Saudari yang Terhormat

Kompas dunia | 5 September 2021, 10:59 WIB
Pemimpin Anti-Taliban Afghanistan, Ahmad Massoud menyerukan untuk angkat senjata melawan Taliban. (Sumber: Yahoo News)

KABUL, KOMPAS.TV - Pemimpin Kelompok Anti-Taliban, Ahmad Massoud,  memberikan dukungan kepada demonstrasi perempuan Afghanistan di Kabul.

Dukungan dan pujian diberikan Massoud kepada para perempuan tersebut melalui Facebook-nya.

Ia memuji para perempuan tersebut sebagai “saudari kami yang terhormat”.

Dikutip dari India Today, ia mengatakan demonstrasi yang dilakukan oleh para perempuan untuk meminta hak-nya, menunjukkan warga Afghanistan tak menyerah meminta keadilan.

Baca Juga: Penuhi Undangan Taliban, Kepala Badan Intelijen Pakistan Tiba di Kabul

Massoud juga menyebut bahwa mereka tak takut akan ancaman.

Sejumlah perempuan Afghanistan berdemonstrasi menuntut hak-hak mereka dari Taliban.

Mereka melakukannya dengan sebuah aksi damai di Kabul dan Herat.

Namun, pihak Taliban memutuskan membubarkan demonstrasi tersebut dengan paksa.

Dikutip BBC dari Tolo News, Taliban menembaki mereka dengan gas air mata dan semportan lada.

Para perempuan Afghanistannya terus menyuarakan ketakutan mereka ketika Taliban kembali berkuasa di Afghanistan.

Lebih dari 20 tahun lalu ketika Taliban berkuasa sebelumnya, hak-hak perempuan ditindas.

Meski saat ini Taliban mengatakan bakal lebih moderat ketimbang sebelumnya, banyak yang tak percaya.

Baca Juga: Taliban Hapus Mural dan Bubarkan Demonstran Perempuan Afghanistan

Taliban sebelumnya juga mengungkapkan mereka akan membiarkan perempuan terlibat di pemerintahan.

Tetapi, mereka tak akan menduduki posis-posisi penting atau pemegang keputusan.

Massoud sendiri bersama pasukannya yang tergabung di Front Perlawanan Nasional (NFR), diyakini masih bertempur dengan Taliban di Panjshir.

Taliban sebelumnya mengatakan mereka telah menguasai Panjshir, namun pasukan Anti-Taliban menegaskan hal itu tidaklah benar.

Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus

Sumber : India Today/BBC


TERBARU