> >

Amerika Serikat Resmi Tarik Seluruh Pasukan dari Afghanistan, Taliban Nyalakan Kembang Api

Kompas dunia | 31 Agustus 2021, 10:37 WIB
Mayor Jenderal Chris Donahue, komandan Divisi Lintas Udara ke-82 Angkatan Darat AS, Korps Lintas Udara XVIII, menaiki pesawat kargo C-17 di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Senin, 30 Agustus 2021, sebagai anggota militer terakhir Amerika Serikat yang meninggalkan Afghanistan. (Sumber: U.S. Central Command via AP)

KABUL, KOMPAS.TV - Amerika Serikat telah menarik seluruh pasukannya keluar dari Afghanistan, mengakhiri perang terpanjangnya ditengah cemooh sebagian politisi dalam negeri.

Sementara di Afghanistan  tembakan perayaan serta kembang api dari kelompok Taliban yang kini menguasai seluruh Afghanistan, seperti dilansir France24, Selasa, (31/08/2021). 

Pasukan Amerika terakhir yang mengawasi upaya evakuasi terbang keluar dari bandara Kabul pada Senin malam, menyelesaikan penarikan yang telah memunculkan pertanyaan mendalam tentang status Amerika Serikat sebagai negara adidaya.

Pasukan Taliban dengan cepat menyerbu ke bandara dan menembakkan senjata ke langit dalam kegembiraan, merayakan kemenangan yang menakjubkan setelah dua dekade pasukan Amerika Serikat menginvasi Afghanistan dan menggulingkan mereka dari kekuasaan.

Namun, Taliban akan mewarisi negara yang hancur meskipun Amerika Serikat menghabiskan miliaran dollar AS untuk membangunnya kembali, dengan kemiskinan yang parah, kekeringan dan ancaman ISIS di antara banyak tantangan.

Bagi orang-orang Afghanistan, banyak yang takut akan pengulangan rezim Taliban dari tahun 1996-2001, yang terkenal karena kebijakan mereka terhadap anak perempuan dan perempuan, serta sistem peradilan yang brutal.

Penarikan itu terjadi tepat sebelum akhir tenggat waktu 31 Agustus yang ditetapkan oleh Presiden Joe Biden untuk mengakhiri perang terpanjang Amerika -- perang yang pada akhirnya merenggut nyawa lebih dari 2.400 anggota militer AS.

Penarikan pasukan yang lebih awal terjadi menyusul ancaman serangan dari cabang regional kelompok Negara Islam, saingan sekaligus musuh Taliban, yang berusaha menyerang pasukan AS di bandara.

Baca Juga: Taliban Lepaskan Tembakan, Rayakan Penarikan Pasukan AS

Kembang api terlihat dari pusat kota Kabul menyusul kabar selesainya penarikan penuh pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan (Sumber: France24 via AFP)

 

Tiga belas tentara AS termasuk di antara lebih dari 100 orang yang tewas ketika seorang pengebom bunuh diri Kelompok Negara Islam Khorasan akhir pekan lalu menyerang perimeter bandara, tempat warga Afghanistan yang putus asa berkumpul dengan harapan bisa naik pesawat evakuasi.

Lebih dari 123.000 orang dievakuasi dari Kabul dengan operasi pengangkutan udara yang dipimpin Amerika Serikat, yang dimulai tepat setelah Taliban menyerbu ibu kota pada 14 Agustus.

Biden mengatakan dia akan berpidato hari Selasa waktu Washington, karena para pengkritiknya terus menyerangnya karena mengangap pemerintahan Biden gagal menangani penarikan pasukan.

"Kita tidak bisa berperang tanpa ujung seperti ini, tetapi ruang lingkup dan konsekuensi dari kegagalan Biden di sini sangat mengejutkan," kata Senator Republik Rick Scott.

"Presiden Biden telah membawa aib besar bagi rakyat Amerika," tambah anggota kongres Richard Hudson.

Diplomat top Biden, Menteri Luar Negeri Antony Blinken, mampu memberikan kata-kata sedikit lebih keras untuk Taliban.

"Setiap legitimasi dan dukungan apa pun harus diraih dengan jerih payah (oleh Taliban)," kata Blinken, saat mengumumkan Amerika Serikat menangguhkan misi diplomatiknya di Kabul dan mengalihkan operasinya ke Qatar.

Di Kabul, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan Afghanistan kini "mendapatkan kemerdekaan penuh" dengan penarikan pasukan Amerika Serikat dari negeri itu.

Anas Haqqani, seorang pejabat senior Taliban, mengatakan dia "bangga" menyaksikan "momen bersejarah ini".

Koresponden AFP seperti dikutip France24 mendengar rentetan tembakan ke udara di beberapa pos pemeriksaan Taliban, serta sorak-sorai gerilyawan Taliban yang berjaga di pos keamanan di Zona Hijau.

Baca Juga: Taliban Lepaskan Tembakan, Rayakan Penarikan Pasukan AS

Helikopter tempur CH-47 Chinook dari Brigade Penerbangan Tempur ke-82, Divisi Lintas Udara ke-82 dimuat ke C-17 Globemaster III Angkatan Udara AS di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Sabtu, 28 Agustus 2021. (Sumber: U.S. Central Command via AP)

Semua mata sekarang akan melihat bagaimana otoritas tunggal Taliban menangani beberapa hari pertama, dimana dunia internasional menyorot tajam kebijakan tentang apakah Taliban akan mengizinkan orang asing dan warga Afghanistan lainnya meninggalkan negara itu.

Blinken mengatakan sejumlah kecil warga Amerika Serikat tetap berada di Afghanistan - "di bawah 200 orang" tetapi kemungkinan hanya mendekati 100 orang yang ingin keluar dari sana.

Ribuan warga Afghanistan lainnya yang bekerja dengan pemerintah yang didukung Amerka Serikat juga ingin keluar karena takut akan tindak balas dendam dari Taliban .

Sekutu Barat menyuarakan kesedihan dalam beberapa hari terakhir bahwa tidak semua warga Afghanistan yang ingin keluar bisa mendapatkan penerbangan evakuasi.

Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi pada hari Senin, yang mengharuskan Taliban untuk menghormati komitmen untuk membiarkan orang bebas meninggalkan Afghanistan di hari-hari mendatang, dan untuk memberikan akses ke PBB dan lembaga bantuan lainnya.

Tetapi mereka tidak setuju untuk menyerukan penciptaan "zona aman" di Kabul, seperti yang direncanakan oleh Presiden Prancis Emmanual Macron.

Pembicaraan sedang berlangsung mengenai siapa yang sekarang akan menjalankan bandara Kabul.

Taliban telah meminta Turki untuk menangani logistik sementara mereka mempertahankan kendali keamanan, tetapi Presiden Recep Tayyip Erdogan belum menerima tawaran itu. 

Belum jelas maskapai mana yang akan setuju untuk terbang masuk dan keluar dari Kabul.

Kelompok Negara Islam Khorasan menjadi ancaman terbesar bagi penarikan pasukan dan evakuasi warga sipil setelah melakukan bom bunuh diri yang menghancurkan di luar bandara pekan lalu.

Pada hari Senin, mereka juga mengklaim telah menembakkan enam roket ke bandara. Seorang pejabat Taliban mengatakan serangan itu dicegat oleh sistem pertahanan rudal bandara milik Amerika Serikat.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Associated Press/France24


TERBARU