> >

Amerika Serikat Resmi Tarik Seluruh Pasukan dari Afghanistan, Taliban Nyalakan Kembang Api

Kompas dunia | 31 Agustus 2021, 10:37 WIB
Mayor Jenderal Chris Donahue, komandan Divisi Lintas Udara ke-82 Angkatan Darat AS, Korps Lintas Udara XVIII, menaiki pesawat kargo C-17 di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Senin, 30 Agustus 2021, sebagai anggota militer terakhir Amerika Serikat yang meninggalkan Afghanistan. (Sumber: U.S. Central Command via AP)

Diplomat top Biden, Menteri Luar Negeri Antony Blinken, mampu memberikan kata-kata sedikit lebih keras untuk Taliban.

"Setiap legitimasi dan dukungan apa pun harus diraih dengan jerih payah (oleh Taliban)," kata Blinken, saat mengumumkan Amerika Serikat menangguhkan misi diplomatiknya di Kabul dan mengalihkan operasinya ke Qatar.

Di Kabul, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan Afghanistan kini "mendapatkan kemerdekaan penuh" dengan penarikan pasukan Amerika Serikat dari negeri itu.

Anas Haqqani, seorang pejabat senior Taliban, mengatakan dia "bangga" menyaksikan "momen bersejarah ini".

Koresponden AFP seperti dikutip France24 mendengar rentetan tembakan ke udara di beberapa pos pemeriksaan Taliban, serta sorak-sorai gerilyawan Taliban yang berjaga di pos keamanan di Zona Hijau.

Baca Juga: Taliban Lepaskan Tembakan, Rayakan Penarikan Pasukan AS

Helikopter tempur CH-47 Chinook dari Brigade Penerbangan Tempur ke-82, Divisi Lintas Udara ke-82 dimuat ke C-17 Globemaster III Angkatan Udara AS di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Sabtu, 28 Agustus 2021. (Sumber: U.S. Central Command via AP)

Semua mata sekarang akan melihat bagaimana otoritas tunggal Taliban menangani beberapa hari pertama, dimana dunia internasional menyorot tajam kebijakan tentang apakah Taliban akan mengizinkan orang asing dan warga Afghanistan lainnya meninggalkan negara itu.

Blinken mengatakan sejumlah kecil warga Amerika Serikat tetap berada di Afghanistan - "di bawah 200 orang" tetapi kemungkinan hanya mendekati 100 orang yang ingin keluar dari sana.

Ribuan warga Afghanistan lainnya yang bekerja dengan pemerintah yang didukung Amerka Serikat juga ingin keluar karena takut akan tindak balas dendam dari Taliban .

Sekutu Barat menyuarakan kesedihan dalam beberapa hari terakhir bahwa tidak semua warga Afghanistan yang ingin keluar bisa mendapatkan penerbangan evakuasi.

Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi pada hari Senin, yang mengharuskan Taliban untuk menghormati komitmen untuk membiarkan orang bebas meninggalkan Afghanistan di hari-hari mendatang, dan untuk memberikan akses ke PBB dan lembaga bantuan lainnya.

Tetapi mereka tidak setuju untuk menyerukan penciptaan "zona aman" di Kabul, seperti yang direncanakan oleh Presiden Prancis Emmanual Macron.

Pembicaraan sedang berlangsung mengenai siapa yang sekarang akan menjalankan bandara Kabul.

Taliban telah meminta Turki untuk menangani logistik sementara mereka mempertahankan kendali keamanan, tetapi Presiden Recep Tayyip Erdogan belum menerima tawaran itu. 

Belum jelas maskapai mana yang akan setuju untuk terbang masuk dan keluar dari Kabul.

Kelompok Negara Islam Khorasan menjadi ancaman terbesar bagi penarikan pasukan dan evakuasi warga sipil setelah melakukan bom bunuh diri yang menghancurkan di luar bandara pekan lalu.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Associated Press/France24


TERBARU