> >

Tuntut Bentuk Federasi di Afghanistan, Lembah Panjshir Siap Lawan Taliban tapi Utamakan Perundingan

Kompas dunia | 23 Agustus 2021, 06:50 WIB
Anak-anak di Distrik Dara di Pegunungan Panjshir, yang merupakan benteng perlawanan setelah invasi Soviet dan kemudian melawan Taliban. (Sumber: Ahmad Sahel Arman/France24 via AFP)

KABUL, KOMPAS.TV - Mantan pasukan pemerintah Afghanistan yang membentuk gerakan perlawanan di lembah berbenteng sedang bersiap untuk "konflik jangka panjang", tetapi juga berusaha untuk bernegosiasi dengan Taliban.

Hal itu ditegaskan juru bicara mereka dalam sebuah wawancara dengan AFP, seperti dilansir France24, Minggu (22/08/2021).

Sejak Taliban menguasai negara itu menyusul serangan kilat ke ibu kota Kabul, ribuan orang mengungsi ke Panjshir untuk mencari perlindungan dan menemukan tempat yang aman untuk melanjutkan hidup mereka, kata Ali Maisam Nazary, juru bicara perlawanan yang dipimpin Ahmad Massoud dan Amrullah Saleh.

Di sana, Ahmad Massoud, putra komandan Mujahidin legendaris Ahmad Shah Massoud yang dibunuh oleh Al-Qaeda dua hari sebelum serangan 11 September 2001, mengumpulkan kekuatan tempur sekitar 9.000 orang dan terus bertambah, Nazary menambahkan.

Tujuan utama Front Perlawanan Nasional adalah untuk menghindari pertumpahan darah lebih lanjut di Afghanistan dan mendesak sistem pemerintahan baru.

“Syarat untuk kesepakatan damai dengan Taliban adalah desentralisasi, sebuah sistem yang menjamin keadilan sosial, kesetaraan, hak, dan kebebasan untuk semua,” kata Nazary, kepala hubungan luar negeri NRF.

Namun jika Taliban tidak setuju, NRF memastikan akan menjadi konflik jangka panjang.

Pembicaraan antara para pemimpin lokal dari utara Afghanistan dan pihak berwenang di Pakistan berlangsung sampai beberapa hari yang lalu.

"Perang hanyalah produk sampingan dari konflik di Afghanistan. Apa yang menyebabkan konflik adalah, Afghanistan terdiri dari banyak etnis minoritas ... (dan) di negara multi-etnis Anda tidak dapat memiliki satu kelompok etnis yang mendominasi politik dan yang lainnya hanya duduk di pinggiran."

Baca Juga: Lembah Panjshir, Tanah Tangguh Afghanistan yang Belum Ditaklukan Taliban, Begini Kondisinya

Pasukan perlawanan terhadap Taliban di Lembah Panjshir yang menuntut desentralisasi dan federasi untuk menjamin keadilan sosial, kesetaraan, hak, dan kebebasan untuk semua (Sumber: Ahmad Sahel Arman/France24 via AFP)

Massoud bertekad mendukung orang-orang lembah Pansjhir dan meneruskan jejak ayahnya, sambil menekankan Afghanistan membutuhkan sistem pemerintahan federasi untuk menutup siklus perang yang tak ada habisnya.

Sementara Taliban menguasai sebagian besar Afghanistan, Nazary dengan optimistis menyoroti laporan bahwa milisi lokal di beberapa distrik mulai menentang kekuasaan Taliban dan membentuk hubungan dengan NRF di bawah Massoud.

"Massoud tidak memberi perintah agar hal-hal ini terjadi tetapi semuanya terkait dengan kita," kata Nazary seraya menambahkan, "Taliban kewalahan. Mereka tidak bisa berada di mana-mana pada saat yang bersamaan. Sumber daya mereka terbatas. Mereka tidak mendapat dukungan di antara mayoritas."

Dia mengatakan, bagaimanapun, Masood memiliki pandangan yang berbeda dengan Amrullah Saleh, yang belakangan menjadi wakil presiden negara itu yang juga bersembunyi di lembah dan minggu lalu bersumpah untuk memimpin pemberontakan.

"Tuan Saleh ada di Panjshir. Dia memilih untuk tinggal di Afghanistan dan tidak melarikan diri," kata Nazary, seraya mencatat sikap kuat Saleh yang anti-Pakistan bertentangan dengan sikap Ahmad Massoud yang menginginkan hubungan baik dengan Pakistan, negaa yang selama ini mendukung Taliban.

"Tuan Saleh itu anti-Taliban dan anti-Pakistan. Itu tidak berarti dia bagian dari gerakan ini. Dia ada di Panjshir dan dia dihormati."

Tujuannya sekarang adalah untuk membela Panjshir dan rakyatnya. "Jika ada agresi karena perjuangan kami hanya untuk bertahan; jika ada yang menyerang kami, kami akan membela diri," kata Nazary.

Baca Juga: Perempuan AS Dicambuk dan Menyaksikan Pembunuhan Taliban: Tolong Evakuasi Kami Pak Presiden

Pasukan perlawanan terhadap Taliban di Lembah Panjshir yang menuntut desentralisasi dan federasi untuk menjamin keadilan sosial, kesetaraan, hak, dan kebebasan untuk semua (Sumber: Ahmad Sahel Arman/France24 via AFP)

Di samping pasukan tempur Massoud, Panjshir sekarang menampung lebih dari 1.000 orang dari seluruh Afghanistan yang telah berbondong-bondong ke lembah Panjshir untuk mencari perlindungan, kata Nazary.

"Kami melihat Panjshir menjadi zona aman bagi semua kelompok yang merasa terancam di provinsi lain."

Dia menambahkan provinsi itu telah melihat masuknya intelektual, aktivis perempuan dan hak asasi manusia, dan politisi "yang merasa terancam oleh Taliban".

Massoud meminta senjata dari Amerika Serikat dalam sebuah op-ed yang diterbitkan di Washington Post pada hari Kamis. Nazary mengatakan kepada AFP, seperti dikutip France24, mereka juga membutuhkan bantuan kemanusiaan untuk memberi makan dan merawat mereka yang baru tiba mencari perlindungan.

Nazary mengatakan perlawanan Massoud, dan lainnya di seluruh Afghanistan, sangat penting dalam membuat perubahan ini terjadi. "Panjshir selalu menjadi mercusuar harapan," pungkas Naziry.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV/France24/AFP


TERBARU