> >

Pidato Perdana, Ismail Sabri Tekankan Kebersamaan dan Ajak Oposisi Tangani Covid-19 di Malaysia

Kompas dunia | 22 Agustus 2021, 23:14 WIB
Perdana Menteri (PM) Malaysia Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob beri tanda damai dengan mengundang para pemimpin oposisi untuk bergabung dalam pemerintahannya sebagai Dewan Pemulihan Nasional dan Komite Covid-19. (Sumber: new straits times)

Adapun pemilihan anggota parlemen baru, sejauh ini belum dilakukan karena jumlah kasus Covid-19 yang terus meningkat.

Selanjutnya, tugas langsung Ismail Sabri akan difokuskan pada pemulihan Malaysia dari Covid-19 dan krisis ekonomi, di mana sebagian besar kegiatan ekonomi ditutup sejak Mei untuk menghadang pandemi yang semakin memburuk, meskipun berbulan-bulan menjalani pembatasan ketat dan lockdown.

Malaysia mencatat 22.262 kasus baru infeksi Covid-19 pada Sabtu (20/8/2021), hari ke-empat di mana infeksi harian berturut-turut di atas 20.000 kasus.

Namun Malaysia merupakan salah satu tingkat vaksinasi tertinggi di dunia dan Muhyiddin sebelumnya mengatakan negara itu berharap bisa membuka kembali sebagian besar ekonominya pada Oktober tahun ini.

Beberapa pembatasan dilonggarkan oleh Muhyiddin di hari-hari terakhirnya menjabat sebagai Perdana Menteri dan Perdana Menteri sementara.

Salah satu pelonggaran yang dilakukan, yaitu mengizinkan fasilitas makan di lokasi bagi individu yang divaksinasi penuh.

Resmi dilantik Raja Malaysia, Sultan Abdullah Ahmad Shah sebagai perdana menteri kesembilan Malaysia hari Sabtu (21/08/2021).

Baca Juga: Raja Malaysia Resmi Tunjuk Ismail Sabri Yaakob Jadi Perdana Menteri Baru, Gantikan Muhyiddin Yasin

Dalam pidatonya, Ismail Sabri berjanji untuk membawa perubahan.

"Bersama dengan pemerintah ini, saya akan memastikan seluruh pejabat negara akan membantu negara kita pulih dari krisis ekonomi dan kesehatan. Saya berjanji untuk melakukan yang terbaik agar kepercayaan yang diberikan kepada saya dan pelaksana pemerintahan tidak salah tempat," pungkasnya.

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/New Straits Times


TERBARU