Kronologi Pembunuhan Terhadap Noor Mukadam, Putri Diplomat Pakistan yang Tewas Dipenggal
Kompas dunia | 9 Agustus 2021, 20:58 WIBISLAMABAD, KOMPAS.TV – Pembunuhan terhaadap Noor Mukadam, putri mantan duta besar Pakistan, telah memantik kemarahan rakyat Pakistan. Tagar #JusticeforNoor dari warganet Pakistan yang mengampanyekan keadilan bagi Noor bahkan menjadi trending topic di Twitter.
Noor (27) dibunuh dengan brutal di ibu kota Pakistan pada 20 Juli lalu di kawasan F-7. Kepolisian Islamabad telah menangkap Zahir Jaffer, tersangka pembunuhan yang merupakan teman lelaki Noor, di malam yang sama saat pembunuhan itu terjadi di kediaman tersangka.
Melansir Geo News, berikut kronologi pembunuhan sadis terhadap Noor:
7 Juli:
Zahir memesan tiket penerbangan one-way ke New York, Amerika Serikat (AS). Ia dijadwalkan terbang pada 19 Juli pukul 3.50 pagi.
18 Juli :
Zahir memesan taksi untuk pergi ke bandara keesokan harinya pada pukul 1 dini hari.
Noor yang berada di rumahnya di Naval Anchorage, Islamabad, menerima telepon dari Zahir. Noor kemudian meninggalkan rumahnya menuju rumah Zahir pada sekitar pukul 9 malam. Noor tiba di rumah Zahir satu jam kemudian.
Taksi pesanan Zahir tiba pukul 11 malam dan menunggu di depan rumah Zahir.
Baca Juga: Putri Diplomat Pakistan Dipenggal, Memantik Kemarahan Rakyat akan Maraknya Kekerasan pada Perempuan
19 Juli:
Sekitar satu jam kemudian, Zahir menelepon sopir taksi dan mengatakan bahwa ia batal pergi ke bandara. Melalui penjaga gerbang rumahnya, Zahir membayar sopir taksi 1.000 rupee Pakistan.
Karena dibayar lumayan untuk menunggu, sopir taksi menelepon Zahir dan mengatakan jika Zahir berubah pikiran, ia dapat menjemput Zahir kembali. Pukul 2 dini hari, taksi kembali ke rumah Zahir.
Zahir keluar rumah bersama Noor yang bertelanjang kaki, dan masuk ke dalam taksi menuju bandara.
Di tengah jalan, tiba-tiba Zahir memerintahkan sopir untuk kembali ke rumah. Saat sopir bertanya, Zahir mengatakan bahwa mereka sudah terlambat dan tak akan bisa mengejar pesawat.
Taksi kemudian kembali ke rumah Zahir. Zahir kemudian membawa Noor masuk ke dalam rumah.
Menurut sopir taksi, sepanjang perjalanan, hanya Zahir yang berbicara dan Noor diam membisu.
Sekitar 17 jam kemudian, sekitar pukul 11 malam, tanda-tanda masalah di rumah Zahir mulai muncul. Temuan awal polisi menyatakan, Zahir cekcok dengan Noor, setelah Noor menerima sejumlah pesan dari kedua orangtuanya.
20 Juli: Hari Noor dibunuh dan Zahir ditangkap
Ayah Noor, seorang pensiunan duta besar, Shaukat Mukadam, mengirimkan 3 pesan teks menanyakan keberadaan dan kondisinya pada sekitar pukul 1 dini hari. Ibunda Noor juga mengiriminya pesan teks, tapi Noor tak pernah menjawab seluruh pesan itu.
Polisi meyakini, saat itu Zahir telah menyita ponsel Noor.
Paginya, ibunda dan sejumlah kerabat Noor mencoba mengontak Noor, tapi tak ada respon.
Noor berhasil mengirim pesan suara ke ibunya dari rumah Zahir pada pukul 10:43 pagi. Ini pesan terakhir yang dikirim Noor sebelum ia dibunuh.
Baca Juga: Perang Antar Geng Sebabkan Kerusuhan di Penjara Guatemala, Enam Napi Tewas Dipenggal
Usai mengirimkan pesan suara, Zahir dilaporkan merebut ponsel Noor dan menelepon ibunda Noor tiga kali sekitar pukul 11 siang menggunakan ponselnya sendiri.
Setelahnya, Zahir dilaporkan berbicara pada ibunda Noor selama sekitar 20 menit, dan mengatakan padanya bahwa Noor tidak berada di dalam rumahnya.
Sekitar pukul 7 malam, Noor melompat dari balkon rumah Zahir di lantai 1 dan berlari menuju gerbang utama untuk kabur. Lantaran gerbang terkunci, Noor kemudian bersembunyi dalam pos penjaga gerbang. Tapi Zahir berhasil mendobrak pintu dan menyeret Noor kembali ke dalam rumah.
Pembunuhan terhadap Noor diyakini terjadi pada sekitar saat itu, antara pukul 7.10 hingga 7.30 malam. Namun, laporan otopsi masih harus dikonfirmasi untuk memastikan waktu terjadinya pembunuhan. Yang jelas, jenazah Noor menunjukkan bahwa ia disiksa dengan brutal dan akhirnya dipenggal.
Zahir kemudian menelepon ayahnya untuk meminta bantuan. Ia juga sempat menelepon seorang teman ayahnya untuk meminta bantuan, dan berbohong bahwa perampok telah menyatroni rumahnya. Zahir juga menelepon sejumlah teman-temannya untuk datang.
Ayah Zahir kemudian mengontak Therapy Works, pusat konseling dan rehabilitasi di Islamabad untuk datang dan mengecek keadaan Zahir.
Ataur Rehman, salah seorang tim penyidik, menyebutkan bahwa Zahir sempat menyerang tim Therapy Works yang datang. Saat polisi tiba, Zahir ditemukan dalam keadaan terikat.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Geo News