Hambali, Otak Bom Bali 2002 akan Jalani Persidangan Militer di AS 30 Agustus
Kompas dunia | 29 Juni 2021, 07:17 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Dunia akan segera melihat sosok baru yang dituduh merencanakan pengeboman di Kuta, Bali, Oktober 2002, yang menewaskan 202 orang, dan serangan tahun 2003 di hotel JW Marriot dan Ritz Carlton di Jakarta yang menewaskan 11 jiwa.
Riduan Isamuddin alias Hambali dan dua rekannya akan menjalani persidangan perdana dan menghadapi dakwaan resmi di depan komisi militer Amerika Serikat di Teluk Guantanamo pada 30 Agustus mendatang, seperti diberitakan Straits Times, Selasa (29/6/2021).
Sekitar 18 tahun berlalu, Hambali, sekarang berusia 57 tahun, telah ditangkap di Ayutthaya, Thailand, pada 14 Agustus 2003 dalam operasi gabungan AS-Thailand dan dipindahkan ke Guantanamo pada September 2006.
Dia diyakini oleh penyelidik militer sebagai dalang strategi teror Jemaah Islamiyah (JI) yang dikaitkan dengan Al-Qaeda dan kemudian dengan ISIS
Hambali hingga saat ini tetap diburu dan ingin diadili oleh Malaysia, Singapura dan Filipina sehubungan dengan rencana serangan teror, meskipun ia belum secara resmi didakwa dengan kejahatan apa pun.
Pada bulan Desember 2001, 15 anggota JI ditangkap di Singapura karena merencanakan serangan terhadap gedung-gedung pemerintah, kedutaan besar dan tentara AS disana.
Pada tahun 2002 terjadi serangan bom Bali yang merupakan serangan teroris terburuk yang pernah ada di Indonesia. Kemudian pada tahun 2003, kelompok tersebut melakukan bom bunuh diri di hotel JW Marriot dan Ritz Carlton di Jakarta.
Tuduhan itu mencantumkan Hambali sebagai "Encep Nurjaman, juga dikenal sebagai Riduan bin Isomudin, alias HAMBALI."
Dua orang lain yang akan diadili bersamanya adalah Mohammed Nazir bin Lep, alias Lillie, dan Mohammed Farik bin Amin, juga dikenal sebagai Zubair.
Baca Juga: Pentagon Tunda Vaksinasi Covid-19 Bagi Hambali dan Tahanan Lain di Kamp Guantanamo
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV