Wisata Vaksinasi Mulai Bermunculan di Beberapa Negara, Bagaimana Tinjauannya Secara Etis?
Kompas dunia | 19 Mei 2021, 15:27 WIBBERLIN, KOMPAS.TV – Pandemi Covid-19 yang tak jua mereda sejak berkecamuk lebih dari setahun lalu, membuat kebutuhan akan vaksin semakin mendesak.
Melansir BBC.com, sejumlah orang yang tak menjadi prioritas pemberian vaksin di sejumlah negara, berpergian ke negara lain demi mendapatkan vaksinasi.
Enno Lenze, direktur museum Berlin Story, salah satunya. Pada pertengahan April lalu, ia bergabung bersama serombongan turis dan pergi melancong ke Moskow, Rusia, demi mendapatkan vaksinasi dengan vaksin Sputnik V yang digembar-gemborkan pemerintah Rusia.
"Di Jerman, saya tidak mungkin mendapatkan vaksin dalam waktu dekat. Ketika saya bertanya pada dokter kapan giliran saya, dia bilang mungkin Oktober atau November, untuk dosis pertama," katanya kepada BBC.
Ayah Lenze yang berusia 70 tahun juga belum mendapatkan jadwal vaksinasi saat Lenze memesan perjalanannya ke Moskow.
Baca Juga: 'Turis Vaksin' dari Amerika Latin Banjiri AS, Rela Bayar Tiket Pesawat Mahal Demi Vaksinasi
Sementara di Rusia, Sputnik V diberikan kepada semua orang secara cuma-cuma, meskipun para pelancong harus membayar vaksinasi pribadi yang tarifnya dipatok sekitar 200 – 220 Euro (sekitar Rp 3,4 – 3,7 juta).
Wisata Vaksinasi
Agen perjalanan di Norwegia, World Visitor, menawarkan "wisata vaksinasi" ke Rusia dan mengatur semua yang dibutuhkan pelancong. Dari surat undangan kesehatan dan jadwal vaksinasi hingga layanan yang lebih tradisional seperti penerbangan, transfer, dan akomodasi.
Perusahaan menawarkan paket yang meliputi dua kunjungan singkat untuk setiap dosis, atau satu kunjungan panjang untuk mencakup kedua dosis.
Selama pendatang menunjukkan hasil negatif tes cepat Covid-19 paling lama 72 jam sebelum naik pesawat, Rusia tidak mengharuskan karantina.
Baca Juga: Polemik Vaksin Covid-19: Senjangnya Ketersediaan Vaksin Antara Negara Kaya dan Negara Miskin
Kelompok pertama yang beranggotakan 43 pelancong mendarat di Rusia pada 16 April dan agen perjalanan sejak itu telah menerima lebih dari 600 pesanan, kata salah satu pemiliknya, Albert Sigl, kepada BBC.
Sejumlah destinasi lain juga menawarkan vaksinasi, termasuk Serbia, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, hingga Maladewa.
Maladewa yang terdiri ratusan pulau cantik di Samudera Hindia, berencana memberlakukan paket 3V bagi para pelancong: visit, vaccination, vacation (datang, vaksinasi, liburan).
"Kampanye 3V adalah bentuk penghargaan bagi para turis yang memutuskan untuk mengunjungi Maladewa pada saat dunia sedang tertutup, dan menyebarkan pesan bahwa sertifikat vaksinasi adalah jalan ke depan," kata Kementerian Turisme Maladewa dalam emailnya kepada BBC.
"Kami beruntung, karena negara kami terdiri dari pulau-pulau yang tersebar secara geografis, dan kami juga telah memiliki protokol yang sudah teruji dan terbukti di resor-resor kami."
Kelebihan Pasokan Vaksin
Serbia sempat menawarkan kelebihan pasokan vaksinnya pada orang asing. Namun, pemerintah Serbia kemudian menghentikan praktik tersebut dan berusaha meningkatkan vaksinasi di dalam negeri sendiri.
Sementara di AS, negara-negara bagian dengan populasi migran dan warga tanpa dokumen yang besar seperti California, Texas, dan New York, aturan vaksinasi dan karantina yang longgar dimanfaatkan oleh sejumlah pendatang dari Kanada dan Amerika Latin.
Seorang pemandu acara televisi asal Meksiko Juan Jose Origel yang berusia 73 tahun, berhasil mendapatkan suntikan vaksin di Miami.
Vaksinasi Origel terbilang kontroversial, karena ia divaksinasi pada bulan Januari, saat para staf medis dan pekerja garis depan – yang menjadi prioritas penerima vaksin – Meksiko belum mendapatkan vaksin.
Kontroversi Etika Vaksinasi
Sejumlah kalangan menilai, vaksinasi yang diperoleh dengan membayar untuk menyalip antrean vaksinasi, dijabarkan sebagai langkah yang “diragukan secara moral”. Ini mengingat adanya ketidaksetaraan dalam distribusi vaksin di seluruh dunia.
Baca Juga: Program Vaksinasi India Terhalang Kesenjangan Ekonomi
Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyebut, vaksinasi diprioritaskan bagi para tenaga kesehatan yang berisiko, orang tua dan kelompok yang paling rentan.
Di saat yang sama, WHO juga merekomendasikan supaya ada pasokan vaksin yang cukup untuk melawan wabah lokal. Dan, pasokan tampaknya tidak menjadi masalah di negara-negara yang menawarkan pasokan vaksin bagi para pendatang maupun pelancong.
Jadi, kata Sigl yang menggelar tur vaksinasi ke Moskow, turnya “bisa dibenarkan secara etis” karena Sputnik V tersedia untuk semua orang di Rusia, dan "tidak ada orang yang hak vaksinnya dirampas.”
Penulis : Vyara Lestari Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV