Thailand Deteksi Varian India Pertama pada Seorang Perempuan Hamil yang Baru Kembali dari Pakistan
Kompas dunia | 10 Mei 2021, 23:15 WIBBANGKOK, KOMPAS.TV – Thailand mengonfirmasi kasus pertama varian virus India di negara itu pada Senin (10/5/2021). Varian virus India ini terdeteksi pada seorang perempuan Thailand dan balita putranya yang berusia 4 tahun yang baru kembali dari Pakistan.
The Associated Press melaporkan, hingga kini keduanya masih berada dalam karantina.
Varian virus India ini dideteksi seiring upaya Thailand meredam gelombang Covid-19 baru yang dimulai pada awal bulan April, yang berasal dari tempat-tempat hiburan kelas atas di Bangkok dan sejumlah klaster di kawasan kumuh.
Varian virus yang kebanyakan terdeteksi adalah varian dari Inggris yang jauh lebih menular daripada virus aslinya.
Baca Juga: Viral Warga Thailand Beli Cicak Seharga Rp138 Ribu per Kg, Netizen Ramai-Ramai Ikut Jualan
Sejak 1 Mei lalu, Thailand melarang para pelancong dari India sebagai reaksi atas krisis Covid-19 India yang dimulai pada awal April lalu. India melaporkan sebanyak lebih dari 22,6 juta kasus, terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS), dan lebih dari 246.000 kematian.
Kedua angka ini diyakini hanya mencerminkan sebagian kecil jumlah aslinya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand Tanee Sangrat mengatakan, Thailand memperpanjang larangan masuk bagi warga asing yang sebelumnya mengunjungi Pakistan, Bangladesh dan Nepal pada Senin (10/5/2021), sebagai upaya meredam penyebaran varian virus India.
Baca Juga: Seorang Biksu di Thailand Penggal Kepalanya Sendiri dengan Guillotine Demi Keberuntungan di Akhirat
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Juru bicara Pusat Administrasi untuk Situasi Covid-19 Pemerintah Apisamai Srirangsan menyebut, pihak berwenang Thailand juga mengkhawatirkan orang-orang yang masuk ke Thailand secara ilegal. Kebanyakan mereka berasal dari negara tetangga Kamboja dan Myanmar.
“Varian virus India ini ditemukan pada seorang perempuan hamil berusia 42 tahun yang tiba di Thailand pada 24 April bersama tiga putranya. Sang ibu dan salah satu putranya yang berusia 4 tahun kini tinggal di sebuah kamar yang sama di bawah karantina pemerintah,” terang Srirangsan.
“Dua putranya yang lain, yang berusia 6 dan 8 tahun, tinggal di kamar terpisah dan terbukti negatif.”
Pada Senin (10/5/2021), Thailand mengumumkan 1.630 kasus baru, hingga total keseluruhan kasus berjumlah 85.005 sejak awal pandemi. Sebanyak 22 kematian baru juga dikonfirmasi, hingga total angka kematian berjumlah 421.
Sekitar sepertiga dari kasus yang dilaporkan dalam gelombang penularan terbaru, terdeteksi di Bangkok. Pada Sabtu lalu (8/5/2021), tercatat rekor tertinggi dengan 1.112 kasus, dan terus menurun menjadi 980 pada Minggu (9/5/2021) dan 565 pada Senin (10/5/2021).
Baca Juga: Biawak Raksasa Gegerkan Pengunjung Minimarket Thailand
Sejumlah klaster penularan baru juga ditemukan di Bangkok, tak cuma di lingkungan yang padat penduduk, tapi juga di pasar-pasar dan pusat-pusat perbelanjaan. Klaster lain ditemukan di antara para pekerja migran di sejumlah pabrik di dua provinsi di dekat Bangkok.
Mengutip kantor kesehatan setempat, harian Thai Rath melaporkan temuan nyaris 100 kasus di antara para pedagang baru permata Afrika di sebuah pusat penambangan batu permata di provinsi Chanthaburi di bagian timur.
Gubernur Chanthaburi pekan ini segera memerintahkan penutupan pasar batu permata di kawasan itu.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV