Dipimpin Sultan Brunei, KTT Darurat ASEAN Digelar Hari Ini Di Jakarta Bahas Kekerasan di Myanmar
Kompas dunia | 24 April 2021, 16:40 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pemimpin negara-negara Asia Tenggara ASEAN akan memulai KTT Darurat ASEAN Sabtu, (24/4/2021) di Jakarta untuk membahas masalah Myanmar.
Dipimpin Ketua ASEAN periode ini, Sultan Hassanal Bolkiah dengan tuan rumah Indonesia diwakili Presiden Joko Widodo, para pemimpin ASEAN itu akan bertemu langsung dengan pemimpin Junta Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing.
Banyak yang berharap KTT Darurat ASEAN bisa meneruskan desakan agar junta militer bisa mengakhiri kekerasan dan pembunuhan oleh pasukan keamanan terhadap rakyat mereka sendiri yang melakukan unjuk rasa menentang kudeta seperti dilansir Associated Press, Sabtu, (24/4/2021).
Hampir seribu pengunjuk rasa tewas dibunuh pasukan keamanan mereka sendiri, sementara pemerintahan Myanmar yang sah ditangkap dan ditahan, termasuk Aung San Suu Kyi dan Presiden Myanmar Win Myint.
Terdapat sedikit harapan untuk terjadinya terobosan yang bisa segera terwujut melalui pertemuan dua jam di Jakarta antara Jenderal Senior Min Aung Hlaing dengan enam kepala negara dan tiga menteri luar negeri yang mewakili Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara ASEAN.
Baca Juga: KTT ASEAN Fokus Bahas Situasi Myanmar Keluar dari Krisis
Tetapi keputusan Min Aung Hlaing untuk menghadapi para pemimpin negara-negara ASEAN menawarkan kesempatan langka bagi ASEAN yang beranggotakan 10 negara untuk secara langsung berurusan dengan jenderal yang menggulingkan pemimpinnya dalam kudeta 1 Februari.
“Tragedi yang sedang berlangsung memiliki konsekuensi serius bagi Myanmar, ASEAN, dan kawasan,” kata Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan pada malam sebelum KTT Darurat ASEAN.
Satu proposal, yang telah dibahas dalam pertemuan pendahuluan, adalah agar Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, ketua ASEAN saat ini, melakukan perjalanan ke Myanmar untuk bertemu dengan pimpinan militer dan kamp Suu Kyi untuk mendorong dialog.
Dia akan didampingi oleh Sekretaris Jenderal ASEAN Lim Jock Hoi - juga dari Brunei. Namun rencana itu masih harus disetujui penguasa de facto di Myanmar, yaitu junta militer, kata seorang diplomat Asia Tenggara kepada The Associated Press yang mengatakan hal tersebut secara anonim karena dia tidak berwenang untuk berbicara dengan media.
Baca Juga: Min Aung Hlaing, Pemimpin Junta Militer Myanmar, Tiba di Jakarta
Diplomat lain mengatakan bantuan kemanusiaan dapat ditawarkan ke Myanmar jika kondisinya membaik. Diplomat tersebut juga berbicara kepada AP dengan syarat anonim karena kurangnya kewenangan untuk membahas rencana tersebut secara terbuka.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dari Indonesia berharap pertemuan ini dapat mencapai kesepakatan tentang langkah-langkah selanjutnya yang dapat membantu rakyat Myanmar keluar dari situasi yang sulit.
Menyusul kudeta, ASEAN melalui Brunei mengeluarkan desakan agar junta mengutamakan upaya dialog, rekonsiliasi dan kembali normal sesuai dengan kemauan dan kepentingan rakyat Myanmar.
Pernyataan itu jauh dari harapan banyak pihak dan banyak negara, yang mengharapkan tetangga-tetangga terdekat Myanmar di ASEAN untuk mengutuk perebutan kekuasaan dan kudeta militer.
Baca Juga: Presiden Jokowi dan PM Vietnam berharap ASEAN Leaders’ Meeting Beri Solusi Bagi Rakyat Myanmar
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV