Berita Duka: Pujangga Besar Mesir, Nawal el-Saadawi, Meninggal Dunia di Usia 89 Tahun
Kompas dunia | 22 Maret 2021, 01:16 WIBSaadawi adalah pendiri dan kepala Asosiasi Solidaritas Wanita Arab dan salah satu pendiri Asosiasi Arab untuk Hak Asasi Manusia. Pada tahun 2005, dia dianugerahi Penghargaan Internasional Inana di Belgia, setahun setelah menerima hadiah Utara-Selatan dari Dewan Eropa.
Pada tahun 2020, Majalah Time menobatkannya dalam daftar 100 Wanita Tahun Ini.
Karena pandangannya, Saadawi sempat menghadapi beberapa tantangan hukum, termasuk tuduhan murtad dari kalangan Islamis. Saadawi menikah tiga kali, dan meninggalkan dua orang putri.
Seperti dikutip dari tulisan peneliti LIPI Jaleswari Pramodhawardani, Nawal dilahirkan pada 1931, dari sebuah keluarga terhormat di Desa Kafr Tahla di daerah delta Mesir, Nawal tumbuh sebagai seorang feminis Mesir terkemuka yang disegani di panggung feminisme internasional. Ayahnya adalah pejabat tinggi dalam Departemen Pendidikan Mesir.
Nawal tergolong pengarang Mesir kontemporer dengan hasil karya yang paling banyak diterjemahkan ke dalam 12 bahasa sedunia.
Baca Juga: Mesir Temukan Pabrik Bir Tertua Dari Masa Dinasti Pertama, 3.150 - 2.613 SM, Tertarik Mencoba?
Ia menghasilkan karya klasik tentang perempuan dunia Islam. The Hidden Face of Eve (Wajah Rahasia Kaum Hawa) dan banyak karya terbitan lain, termasuk naskah sandiwara, koleksi cerita pendek, karya nonfiksi, dan novel yang sebagian besar telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.
Beberapa di antara bukunya diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, antara lain Women at Point Zero (Perempuan di Titik Nol), Death of an Ex-Minister (Akhir Hayat Seorang Mantan Menteri), Searching (Mencari), The Innocence of the Devil (Tak Berdosanya Sang Setan) (California, 1994).
Karya-karyanya banyak menohok kalangan muslim dan penguasa di negaranya.
The Fall of the Imam (Jatuhnya Sang Imam) misalnya. Dalam novel tersebut Nawal berkisah tentang perjuangan dan perlawanan seorang anak perempuan yang lahir tanpa ayah.
Sang ibu dianggap sebagai seorang perempuan pezina, namun semua orang, mulai dari penjaga hingga sang Imam telah tidur bersamanya. Akibat keingintahuannya tentang keturunannya, ia selalu dikejar-kejar dan akhirnya tertangkap dan dijatuhi hukuman mati.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV