Kisah Pasutri Sehidup Semati yang Meninggal Bersama karena Covid-19
Kompas dunia | 22 Maret 2021, 04:00 WIB“Itu berkat doa yang kami panjatkan sepanjang malam,” kata Milewski.
Keluarga Ilnisky melarikan diri dari tanah Lebanon pada tahun 1976 saat marinir AS mengevakuasi para warga AS di Lebanon. Mereka berhasil naik di pesawat terakhir.
Kembali ke kampung halaman di AS, Bill kemudian menjadi pastur di Kuil Calvary di West Palm Beach, yang kemudian berganti nama menjadi Pusat Kristen Internasional Mercusuar. Esther mulai merintis Esther Network International, sebuah jaringan yang bermisi mengajar anak-anak untuk berdoa.
Tom Belt, seorang pensiunan misionaris di Oklahoma City, masih remaja di Kuil Calvary saat pasangan Bill dan Esther tiba. Kisah-kisah perjalanan misionaris Bill, kata Belt, kian mengasah hasratnya untuk melanglang buana.
“Keluarga Ilnisky sangat ramah dan suka menolong, percaya satu sama lain dan sangat pemaaf,” kata Belt.
Bill pensiun tiga tahun lalu, dan meskipun terhitung sehat secara fisik untuk seorang yang berusia lanjut, ia mengidap demensia. Esther sang istri masih tetap menjalankan jaringan doanya dan kerap melakukannya lewat Zoom.
Terpapar Covid-19
Saat pandemi melanda tahun lalu, pasangan Bill dan Esther pun menjalankan protokol kesehatan (prokes) yang dianjurkan. Esther tinggal di rumah dan memesan layanan belanja secara daring, namun Bill kadang-kadang tak tahan untuk pergi keluar.
“Ia tak tahan berdiam di rumah,” ungkap Milewski. “Ia butuh berada di antara orang-orang.”
Sarah Milewski dan suaminya mengunjungi Bill dan Esther pada Hari Valentine, tepat di hari ulang tahun Esther sang ibunda. Beberapa hari kemudian, Esther jatuh sakit, dan keduanya kemudian didiagnosa terpapar Covid-19 hingga harus dirawat di rumah sakit.
Tempat Perawatan Akhir
Meskipun prediksi kesehatan mereka dinilai bagus, sayangnya, Covid-19 kemudian merajai keduanya. Pada 27 Februari, Milewski dengan berat hati memutuskan memindahkan orangtuanya ke rumah sakit perawatan akhir. Rumah sakit ini menjadi tempat perawatan akhir bagi mereka yang sakit keras dan dianggap telah memasuki ujung usia mereka.
Jacqueline Lopez-Devine, kepala klinik di rumah sakit perawatan akhir Trustbridge, menyatakan, ”Selama 15 tahun bekerja bersama mereka yang berada di ambang kematian, tak pernah ada pasangan yang datang bersama.”
Tanpa ragu, Devine pun menempatkan Bill dan Esther di ruangan yang sama di hari-hari terakhir mereka.
Sesuai prokes yang diterapkan, Milewski mengucapkan selamat tinggal pada orang tuanya melalui sebuah jendela. “Saya menyayangi kalian,” ucap Milewski lewat mikrofon dengan pengeras suara yang diletakkan di samping dipan kedua orangtuanya.
“Mereka tampak seperti sedang tidur. Ayahku tidur di sebelah kanan, dan ibuku menghadap ayahku. Ayahku mengangguk saat aku berbicara, ibuku tampaknya berusaha berbicara, tapi tak bisa,” ucap Milewski terbata.
Pada 1 Maret pukul 10.15 pagi waktu setempat, Esther Ilnisky meninggal dunia. Lima belas menit berselang, Bill menyusul.
“Mereka selalu bersama,” ucap Milewski lirih. “Mereka sungguh sejalan, sehidup semati.”
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV