> >

Seorang Anak TK Ditemukan Tewas Setelah Terkunci Selama 4 Jam di Dalam Mobil Sang Guru

Kompas dunia | 19 Maret 2021, 12:44 WIB
Seorang anak di Malaysia meninggal dunia karena terkunci di mobil dalam keadaan mati. (Sumber: Tribunnews.com)

ALOR SETAR, KOMPAS.TV – Seorang murid TK di Alor Setar, Kedah, Malaysia, ditemukan meninggal dunia di dalam mobil yang terparkir di depan sekolah tersebut.

Diketahui bocah itu ternyata terkunci di dalam mobil yang mati selama empat jam.

Ketika ditemukan, sang bocah sudah dalam kondisi tidak sadar dan langsung dibawa ke rumah sakit.

Melansir dari Tribunnews Rabu (17/3/2021), Nor Azira Abdul Halim, ibu kandung bocah tersebut mengatakan menerima dengan lapang dada kepergian anaknya.

Ia merasa Tuhan telah memberikan waktu kepada dirinya dan keluarga untuk hidup bersama anaknya sebelum pergi untuk selamanya.

Baca Juga: Disergap Geng Bersenjata, 13 Polisi Tewas dan Jenazahnya Dibiarkan di Pinggir Jalan

Setelah ditelusuri, anak berusia 3 tahun itu bernama Harraz Aryan Mohd Hafizi. Ia meninggal dunia setelah terkunci di mobil yang dalam keadan mati.

Disebutkan, salah seorang guru lupa keberadaan Harraz yang masih tertinggal di dalam mobil.

Guru berusia 49 tahun itu tidak menyadari Harraz Aryan Mohd Hafizi masih berada di dalam mobil saat dirinya meninggalkan mobil.

Kurang lebih empat jam kemudian, pada pukul 12.15 waktu Malaysia, guru baru menyadari Harraz tidak berada di sekolah.

Ia lalu teringat bahwa si anak masih berada di mobil dan bergegas menuju ke mobilnya. Saat ditemukan, Harraz sudah dalam keadaan tidak sadar dengan bibir yang menghitam.

Baca Juga: Kim Jong-Un Marah dan Putuskan Hubungan dengan Malaysia, Ini Sebabnya

Orangtua Harraz diberikan informasi bahwa anaknya berada pada bagian tempat duduk belakang mobil.

Satu orang lagi berada pada bagian depan bangku mobil, sehingga ketika turun dari mobil, guru tidak menyadari Harraz masih berada dalam kendaraan.

Nor Azira menyebut, sengaja meminta tolong kepada guru tersebut untuk mengantarkan ke sekolah pada hari Selasa dan Rabu, karena dirinya bekerja di Penang.

Selain dua hari tersebut, Nor Azira yang biasa mengantarkan langsung anaknya ke sekolah.

Baca Juga: Menteri Kepegawaian Yaman Selamat dari Serangan Bom, Belum Ada yang Mengaku Bertanggung Jawab

"Saat kejadian kemarin, saya sedang bertugas di gedung Komtar Penang dan bergegas pulang setelah menerima telepon dari guru anak saya pada pukul 12.25 siang," katanya.

"Awalnya saya mengira anak saya mengalami kecelakaan karena sekolah TK berada di pinggir jalan, namun tiba-tiba guru yang menghubungi saya menangis dan mengatakan anak saya tidak sadarkan diri," ujarnya saat ditemui awak media setempat di Rumah Sakit Sakit Sultanah Bahiyah (HSB), Alor Setar, Malaysia.

Mengetahui kabar tersebut, ia lalu segera bergegas menuju lokasi dan belum menyadari kondisi yang dialami anaknya.

"Saya menghubungi suami yang sedang bertugas di kamp tentara Sungai Petani dengan harapan dia bisa segera kembali untuk melihat kondisi almarhum.”

Baca Juga: Demi sang Cucu Bersekolah, Kakek Ini Rela Jual Rumah dan Tidur di Becaknya

“Dalam perjalanan pulang, saya tidak berhenti berdoa agar anak saya selamat dan mungkin hanya terluka, tetapi suami saya menghubungi dan meminta saya langsung pergi ke Rumah Sakit Sultan Abdul Halim (HSAH) di Sungai Petani untuk melihat kondisi putra kami," jelasnya.

Saat sampai di rumah sakit, ia merasa semakin sedih setelah mengetahui kondisinya anaknya yang sudah meninggal dunia.

"Almarhum adalah anak yang aktif saat berada di rumah namun diam di sekolah, mungkin ia takut pada gurunya.”

“Hanya saja saya tidak tahu kapan anak saya meninggal karena dirinya berada di dalam mobil dari jam jam 8 pagi dan baru disadari guru ketika sudah jam 12.15 siang.”

Terakhir, sebelum kepergian anaknya, dia tidak merasa ada perbedaan perilaku yang terjadi kepada anaknya.

"Saya tidak melihat adanya perubahan sebelum dirinya akan meninggal," sebut ibu Harraz

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Eddward-S-Kennedy

Sumber : Kompas TV


TERBARU