> >

Alami Lonjakan Pasien Covid-19,Tepi Barat Palestina Mulai Berlakukan Karantina Wilayah Selama 5 Hari

Kompas dunia | 14 Maret 2021, 23:49 WIB
Seorang bocah lelaki memegang bendera Palestina di dusun Khirbet Humsu di Lembah Jordan, Tepi Barat, Rabu, 3 Februari 2021. Pemerintah Palestina memerintahkan penguncian selama lima hari di Tepi Barat yang diduduki mulai Senin di tengah lonjakan kasus virus korona. Seperti dilansir Daily Sabah hari Minggu, (14/03/2021), Juru bicara pemerintah Palestina Ibrahim Melhem mengatakan pergerakan antara kota-kota Palestina akan dilarang kecuali untuk staf perawatan kesehatan, sementara sekolah dan perguruan tinggi akan tetap ditutup.(Sumber: Associated Press)

TEPI BARAT, KOMPAS.TV - Pemerintah Palestina memerintahkan penguncian selama lima hari di Tepi Barat yang diduduki mulai Senin di tengah lonjakan kasus virus korona. Seperti dilansir Daily Sabah hari Minggu, (14/03/2021), Juru bicara pemerintah Palestina Ibrahim Melhem mengatakan pergerakan antara kota-kota Palestina akan dilarang kecuali untuk staf perawatan kesehatan, sementara sekolah dan perguruan tinggi akan tetap ditutup.

Pembatasan tersebut tidak termasuk Jalur Gaza, yang berada di bawah kendali kelompok perlawanan Palestina Hamas.

Otoritas kesehatan Palestina mengkonfirmasi 27 kematian dan 1.784 infeksi baru COVID-19 pada hari Sabtu, menjadikan penghitungan di Tepi Barat dan Jalur Gaza menjadi 234.449 kasus, termasuk 2.494 kematian.

Baca Juga: Pengrajin Keju Nablus Legendaris di Palestina Terpukul Covid-19, Hidangan Kunafeh Makin Jarang

Seorang pekerja Palestina membuat keju di sebuah pabrik keju di Desa Rojeeb dekat Kota Nablus, Tepi Barat, pada 13 Maret 2021. (Sumber: Xinhua/Nidal Eshtayeh)

Kementerian Kesehatan Palestina memulai kampanye vaksinasi COVID-19 pada 2 Februari, dengan petugas kesehatan menjadi yang pertama.

Otoritas kesehatan Palestina hanya menerima 2.000 dari 5.000 dosis yang dijanjikan oleh Israel kepada Otoritas Palestina (PA) yang berbasis di Ramallah.

Israel, yang melakukan kampanye inokulasi agresif untuk warganya sendiri, telah menghadapi tekanan global yang meningkat dalam beberapa pekan terakhir, termasuk dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk membantu warga Palestina di Tepi Barat dan mengakses vaksin Jalur Gaza.

Baca Juga: Kisah dari Hebron Palestina: Kakak-beradik Palestina Jualan Pot yang Mereka Lukis Berisi Kaktus Mini

Lubna Al-Fakyat (kiri) dan saudara perempuannya Amal (kanan) memamerkan karya mereka di rumahnya di Kota Hebron, Tepi Barat, Palestina, pada 13 Maret 2021. (Sumber: Xinhua/Mamoun Wazwaz)

Kementerian pertahanan Israel mengatakan pada Minggu bahwa pihaknya akan mengirim 5.000 dosis vaksin ke Otoritas Palestina untuk memvaksinasi pekerja medis.

Perserikatan Bangsa-Bangsa serta kelompok-kelompok hak asasi terkemuka berpendapat bahwa negara Yahudi harus memastikan bahwa warga Palestina divaksinasi, dengan alasan kewajibannya di bawah hukum internasional sebagai kekuatan militer pendudukan. Israel telah menduduki Tepi Barat sejak Perang Enam Hari 1967.

Pasukan Israel menarik diri dari Gaza pada 2005 tetapi telah mempertahankan blokade ketat di jalur itu sejak 2007, tahun ketika Hamas mengambil alih kekuasaan.

Baca Juga: Supir Taksi Perempuan Pertama Gaza Palestina Rayakan Hari Perempuan Sedunia Kemarin Dengan Bekerja

Nayla Abu Jubbah, sopir taksi perempuan pertama di wilayah kantong Jalur Gaza, Palestina, bekerja saat Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret 2021 (Sumber: Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Otoritas Palestina sebelumnya mengatakan pihaknya mengharapkan untuk menerima pasokan vaksin melalui program COVAX yang didukung PBB, yang dibentuk untuk membantu negara-negara yang kurang kaya menanggapi pandemi.

Otoritas Palestina, yang berbasis di Ramallah di Tepi Barat, juga mengatakan telah menandatangani kontrak dengan empat penyedia vaksin, termasuk pembuat Sputnik V. Rusia.

Pengaturan pengadaan vaksin Covid-19 harus cukup untuk mencakup 70% populasi Palestina di Tepi Barat dan Gaza, kata PA.

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU