Polisi yang Melarikan Diri dari Myanmar Mengaku Diperintahkan Untuk Tembak Demonstran Sampai Mati
Kompas dunia | 11 Maret 2021, 11:13 WIBMIZORAM, KOMPAS.TV – Seorang polisi yang melarikan diri dari Myanmar, mengaku diperintahkan untuk menembak para demonstran sampai mati. Namun Tha Peng, nama polisi itu, mengaku telah menolak perintah itu.
Dia mengaku diperintahkan untuk menembak pengunjuk rasa dengan senapan mesin ringan di kota Khampat pada 27 Februari lalu. Kemudian keesokan harinya, dia mengaku diperintahkan untuk melakukan hal yang sama.
"Keesokan harinya, seorang petugas menelepon lagi untuk menanyakan apakah saya akan menembak," katanya seperti dikutip dari Al Jazeera. Kemudian polisi berusia 27 tahun ini kembali menolak dan mengundurkan diri dari kepolisian.
Baca Juga: PBB Secara Aklamasi Menyerukan Agar Myanmar Kembali ke Pemerintahan yang Sah
Pada 1 Maret, dia meninggalkan rumah dan keluarganya di Khampat dan melakukan perjalanan selama tiga hari. Perjalanan itu dilakukan pada malam hari agar tak terdeteksi. Dia kemudian menyeberang ke negara bagian Mizoram, di timur laut India.
“Saya tidak punya pilihan,” kata Tha Peng kepada kantor berita Reuters dalam sebuah wawancara pada hari Selasa (9/3/2021). Dia hanya memberikan sebagian dari namanya untuk melindungi identitasnya. Reuters melihat KTP-nya dan mengkonfirmasi nama tersebut memang benar.
Tha Peng mengatakan, bahwa dia dan enam rekannya tidak mematuhi perintah pada 27 Februari itu.
Baca Juga: Momen Suster Ann Roza Berlutut di Depan Polisi Lindungi Demonstran Kudeta Myanmar
Sebelumnya, empat polisi lain yang telah lebih dulu melarikan diri ke India, juga memberikan kesaksian yang sama. Hal ini diketahui dari dokumen internal polisi rahasia yang dikutip dari Reuters.
Dokumen tersebut ditulis oleh polisi Mizoram. Dalam dokumen tersebut, dituliskan rincian profil keempat polisi dan penjelasan mengapa mereka melarikan diri ke India.
Penulis : Tussie-Ayu
Sumber : Kompas TV