Sidang Pemakzulan Trump, Pengacara: Tuduhan Penghasutan Pemberontakan adalah Kebohongan Mengerikan
Kompas dunia | 13 Februari 2021, 07:53 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Pengacara Donald Trump, Michael van der Veen menegaskan tuduhan kepada kliennya sebagai penghasut pemberontakan adalah kebohongan mengerikan.
Hal itu diungkapkan Van der Veen saat memberikan barang bukti kepada Senat saat sidang pemakzulan Trump, Jumat (12/2/2021) waktu setempat.
Pada kesempatan itu Van der Veen juga menuduh usaha pemakzulan mantan Presiden AS tersebut secara politis sebagai perburuan penyihir oleh Demokrat.
Baca Juga: Pencemaran Udara di Inggris Tewaskan 64.000 Warga Setiap Tahun
Trump dituduh sebagai penyebab terjadinya penyerangan ke Gedung Capitol yang dilakukan pendukungnya, 6 Januari lalu, dan membuat lima orang tewas.
Trump sendiri kemudian membantah tuduhan tersebut. Pihak Republik juga mengindikasikan mereka tak akan memilih menghukum Trump.
Van der Veen saat diberikan waktu untuk melakukan pembelaannya, membantah Trump telah menghasut kekerasan selama pidatonya kepada pendukung, 6 Januari lalu di Washington DC.
Baca Juga: Ambil Hati Rakyat Myanmar, Junta Militer Berikan Remisi Kepada 23.000 Narapidana
Dia mengungkapkan Trump tak meminta pendukungnya menghentikan sertifikasi kemenangan pemilihan Joe Biden.
Trump telah menuduh terjadinya kecurangan pemilihan dan mendesak pendukungnya berkumpul di Gedung Capitol sebelum kerusuhan pecah.
Namun, Van der Veen menegaskan tuduhan penghasutan itu konyol, karena beberapa fakta menunjukkan kekerasan telah direncanakan sebelumnya oleh beberapa kelompok.
Baca Juga: Joe Biden Batalkan Perintah Nasional untuk Pendanaan Tembok Perbatasan Donald Trump
“Mengklaim bahwa presiden dengan cara apa pun menghendaki, menginginkan, atau mendorong perilaku melanggar hukum atau kekerasan adalah kebohongan yang tidak masuk akal dan mengerikan,” ujarnya dikutip dari BBC.
“Faktanya dua pesan pertama yang dikirim presiden melalui Twitter setelah serangan di Capitol dimulai adalah ‘Tetap Damai’ dan ‘Tidak ada kekerasan karena kita adalah partai hukum dan ketertiban’,” tambahnya.
Van der Veen juga mengatakan ucapan Trump agar pendukungnya bertarung semaksimal mungkin adalah pernyataan politis.
Baca Juga: Pengakuan Stormy Daniels Tentang Skandal Seks dengan Donald Trump: 90 Detik Terburuk di Hidup Saya
“Ini adalah upaya untuk memfitnah, menyensor dan membatalkan tidak hanya Presiden Trump, tetapi juga 75 juta warga Amerika yang memilihnya,” tambah Van der Veer.
Selain itu, dia juga menegaskan bahwa Trump memiliki hak untuk mempertanyakan hasil pemilihan Presiden 2020.
“Sebelumnya, sejumlah kandidat presiden menggunakan proses yang sama untuk mengejar tantangan pemilihan mereka sendiri,” tuturnya.
Penulis : Haryo-Jati
Sumber : Kompas TV