> >

Kudeta Myanmar: Susul Pemblokiran Facebok, Militer Kini Blokir Twitter dan Instagram

Kompas dunia | 6 Februari 2021, 02:21 WIB
Seorang pendukung menunjukkan salut tiga jari, simbol protes dan perlawanan atas kudeta militer di Myanmar. Empat aktivis yang ditangkap hadir di pengadilan di Mandalay, Myanmar, Jumat, 5 Februari 2021. Ratusan siswa dan guru turun ke jalan-jalan Myanmar menuntut militer menghormati hasil pemilu, membebaskan seluruh pemimpin politik yang ditahan 1 Februari. (Sumber: AP Photo)

Baca Juga: Mahasiswa dan Dosen di Myanmar Turun ke Jalan Untuk Protes Kudeta

Penguasa militer Myanmar mengatakan mereka telah melarang Facebook hingga 7 Februari demi stabilitas keamanan, setelah penentang militer mulai mengorganisasikan perlawanan di Facebook.

Aplikasi tersebut digunakan hampir setengah penduduk Myanmar. 

Namun membutuhkan beberapa jam bagi penyedia internet untuk melaksanakan pemblokiran, sehingga kelompok perlawanan dan aktivis mulai membuat akun Twitter dan membagikannya di profil Facebook mereka, demikian menurut berbagai laporan analisa sosial media. 

Twitter pada hari Jumat berada di antara lima aplikasi yang paling banyak diunduh di Google dan Applestores, menurut data dari perusahaan riset SensorTower.

Baca Juga: Keseharian Indonesia dan Myanmar Ternyata Sangat Mirip, Selera Musik Sampai Gaya Jualan Kaki Lima

Dari sekitar 1.500 akun Twitter baru yang ditinjau oleh Reuters dan diaktifkan dalam dua hari terakhir menggunakan tagar terkait Myanmar, sebagian besar mengidentifikasi diri mereka sebagai penentang pemerintah militer, sementara hanya segelintir akun yang pro-militer dan memposting tautan ke pers junta rilis.

Beberapa aktivis pro-demokrasi menggunakan tagar #MilkTeaAlliance, untuk meminta dukungan kepada gerakan pemuda lintas batas yang mendorong demokrasi.

Hashtag, yang dimulai di Thailand pada bulan April, digunakan secara mencolok oleh aktivis Hong Kong, Thailand, dan Taiwan, dengan Twitter menjadi alat utama bagi aktivis pro-demokrasi kawasan Asia.

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU