Boeing 737 MAX Resmi Boleh Kembali Mengudara di Langit Eropa
Kompas dunia | 28 Januari 2021, 03:31 WIBKOLN, KOMPAS.TV – Boeing 737 MAX resmi boleh kembali mengudara di langit Eropa setelah Regulator Penerbangan Eropa hari Rabu, (27/01/2021) resmi mengakhiri pelarangan selama 22 bulan penerbangan pesawat tersebut diatas langit Eropa, demikian dilansir Reuters, (27/01/2021)
Pelarangan tersebut menyusul dua kecelakaan fatal Boeing 737 Max di Indonesia dan Ethiopia yang menewaskan 346 orang.
Bulan Desember lalu EASA menyatakan keyakinan Boeing 737 Max sekarang aman, namun agar bisa kembali terbang, pesawat yang ada saat ini harus dilengkapi tambahan sensor dan software komputer baru serta modifikasi instrumen kokpit dan kabel pesawat.
Baca Juga: Boeing Bayar Ganti Rugi 2,5 Miliar Dollar AS Atas Kesalahan 737 Max
“Begini, biar saya jelaskan, persetujuan kami tidak mentok disini,” tutur Direktur Eksekutif EASA Patrick Ky, seraya menambahkan,”Kami yakin pesawat itu aman, dan hal itu adalah syarat utama persetujuan kami. Namun, kami akan terus memantau dari dekat operasi Boeing 737 Max saat pesawat itu memulai kembali penerbangan."
Regulator dan Pengawas Penerbangan Dunia beramai-ramai melarang Boeing 737 Max terbang pada Maret 2019 setelah pesawat itu jatuh dua kali dalam lima bulan, yaitu di Indonesia dan Ethiopia.
Amerika Serikat bulan November lalu kembali mengijinkan Boeing 737 Max kembali mengudara, kemudian diikuti Brazil dan Kanada.
Inggris yang kini tidak lagi menjadi anggota EASA karena mundur dari Uni Eropa segera mengambil keputusan yang sama dengan EASA.
Baca Juga: Boeing 737 Max Kembali Mengudara di Langit Amerika, Pertama Kalinya Membawa Penumpang
Bos Boeing, Dave Calhoun memperkirakan pabrikannya akan mendapat lebih banyak persetujuan terbang untuk pesawat tersebut pada pertengahan bulan ini.
Penyelidikan atas kecelakaan Boeing 737 Max menunjukkan banyaknya data yang buruk dan salah dari sensor bermasalah sehingga memicu sebuah software untuk menurunkan moncong pesawat sehingga membuat bingung awak pesawat selama penerbangan.
Boeing mengatakan, data dari sensor moncong pesawat di seluruh Boeing 737 Max akan dilacak pada pesawat-pesawat yang sudah dimodifikasi. Namun EASA meminta dipasangnya satu sensor lagi sebagai back up, mengantisipasi kegagalan dua sensor yang kini dipasang.
Baca Juga: Jalan Panjang Boeing 737 MAX Untuk Kembali Mengudara
Usulan EASA itu ditentang Regulator Penerbangan Amerika Serikat, sehingga memicu perdebatan tentang apakah modifikasi yang dilakukan saat ini sudah cukup aman atau Boeing 737 Max harus memasang sensor tambahan.
Bulan September lalu Patrick Ky mengatakan Boeing setuju memasang sensor ketiga pada 737 Max seri berikutnya, yaitu Boeing 737 Max 10 yang mampu mengangkut 230 penumpang.
Saat ini EASA membatalkan permintaan untuk memasang sensor tambahan di 737 Max yang ada karena Boeing menjanjikan cara lain untuk mengamanan dua sensor terpasang.
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV