> >

Twitter Hapus Cuitan Kedutaan Besar China Mengenai Kebebasan untuk Wanita Uighur

Kompas dunia | 11 Januari 2021, 11:39 WIB
Ilustrasi aplikasi Twitter di handphone (Sumber: Bloomberg)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Twitter telah menghapus cuitan Kedutaan Besar China untuk Amerika Serikat (AS), yang menegaskan telah memberikan kemerdekaan untuk wanita Uighur di Xinjiang.

Cuitan tersebut merujuk pada artikel sebuah media China, yang menegaskan bahwa wanita Uighur tak perlu lagi menjadi mesin pembuat bayi.

China memang dituduh telah memaksa wanita Uighur untuk melakukan sterilisasi atau dipasangi alat kontrasepsi.

Baca Juga: DPR AS Bersiap Rilis Artikel Pemakzulan Trump Jika Amandemen Ke-25 Tak Diaktifkan

Hal itu diyakini untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk masyarakat Uighur di Xinjiang. Namun, pihak Beijing membantah tuduhan tersebut.

“Hasil studi menunjukkan pemberantasan ekstrimisme, pikiran dari wanita Uighur di Xinjiang harus di bebaskan dan mengalami persamaan gender serta kesehatan reproduksi yang telah dipromosikan, tak lagi membuat mereka sebagai mesin pembuat bayi,” bunyi Twitter yang dihapus tersebut.

“Mereka saat ini menjadi lebih percaya diri dan merdeka,” lanjutnya.

Baca Juga: Sriwijaya Air Jatuh, Raja Salman dan Pangeran Mohammed Bin Salman Sampaikan Duka Cita

Namun seperti dikutip dari BBC, Twitter kemudian menghapus pesan tersebut karena dianggap telah melanggar peraturan.

Meski begitu, pihak Twitter tak mengungkapkan lebih jauh mengenai peraturan apa yang telah dilanggar.

Baca Juga: Jepang Temukan Virus Corona Varian Baru, Berbeda dengan Jenis yang Ditemukan di Inggris

Cuitan tersebut, sebenarnya berasal dari salah satu artikel yang diterbitkan oleh media Pemerintah China.

Artikel tersebut merujuk pada laporan dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Xinjiang.

Laporan tersebut mengugkapkan perubahan pemikiran tersebut bukan karena pemaksaan sterilisasi dari Muslim Uighur, seperti yang diklaim oleh politisi dan peneliti dari Barat.

Baca Juga: Dokter Pribadi Paus Fransiskus Meninggal Karena Covid-19

Tuduhan sterilisisasi paksa dari wanita Uighur mulai diungkapkan tahun lalu, oleh Peneliti China Adrian Zenz.

Dia menuduh bahwa wanita Uigur dan etnis menioritas lainnya mengalami ancaman di kamp pendidikan ulang di Xinjiang, jika menolak melakukan aboris jika melebihi kuota kelahiran.

Temuan tersebut berdasarkan kombinasi data dari pejabat dareah, dokumen kebijakan dan wawancara dengan wanita etnis minoritas di Xinjiang.

Penulis : Haryo-Jati

Sumber : Kompas TV


TERBARU