Empat Orang Tewas Dalam Protes di Gedung Capitol Amerika Serikat
Kompas dunia | 7 Januari 2021, 13:01 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Empat orang tewas ketika pendukung Presiden Donald Trump berusaha menduduki Gedung Capitol di Washington DC, Rabu (6/1/2021) dengan beringas.
Kepala Polisi Washington D.C. Robert Contee mengatakan, keempat korban tewas terdiri dari satu orang perempuan yang ditembak oleh Polisi Capitol AS, serta tiga orang lainnya meninggal dalam keadaan darurat medis.
Polisi mengatakan baik penegak hukum dan pendukung Trump menggunakan bahan kimia yang mengiritasi selama berjam-jam pendudukan Gedung Capitol, sebelum akhirnya ditertibkan oleh penegak hukum pada Rabu malam.
Satu orang perempuan ditembak pada Rabu pagi ketika massa mencoba menerobos pintu yang dibarikade polisi di Gedung Capitol, di mana polisi bersenjata tengah berjaga di sisi lain.
Dia sempat menjalani perawatan di rumah sakit dengan luka tembak dan kemudian meninggal.
"Sekitar pukul 14:46 pengunjuk rasa menerobos pagar di sepanjang halaman Gedung Capitol dan menerobos garis polisi di sekitar gedung. Beberapa orang memaksa masuk ke Gedung Capitol dan berusaha untuk mendapatkan akses ke ruang parlemen yang masih mengadakan pertemuan. Mereka kemudian berhadapan dengan petugas Polisi Capitol yang berpakaian biasa, di mana saat itu salah satu petugas polisi di Capitol melepaskan tembakan dan mengenai seorang wanita dewasa. Dia dibawa ke rumah sakit setempat dan semua upaya penyelamatan gagal. Dia dinyatakan meninggal dan identitasnya masih dirahasiakan, menunggu pemberitahuan dari keluarga terdekat," ujar Contee seperti dikutip dari the Associated Press.
Baca Juga: Demo AS, Seorang Perempuan Tertembak Mati di Dalam Gedung Capitol
Pejabat polisi juga mengatakan telah menemukan dua bom pipa. Satu bom di luar Komite Nasional Demokrat dan satu lainnya di luar Komite Nasional Republik.
Polisi juga menemukan pendingin dari kendaraan yang memiliki senjata panjang dan bom molotov di halaman Gedung Capitol.
Contee mengatakan sebanyak 14 orang polisi terluka selama demonstrasi dan sedikitnya dua orang polisi dirawat di rumah sakit.
“Anda juga harus menyadari bahwa setidaknya 14 petugas polisi mengalami luka-luka selama demonstrasi. Seorang anggota kepolisian mengalami luka serius setelah dia ditarik dari kerumunan dan diserang. Dia saat ini dirawat di rumah sakit, menjalani pengujian untuk perawatan luka-lukanya. Seorang petugas juga mengalami cedera wajah yang signifikan karena terkena proyektil dan saat ini juga dirawat di rumah sakit," tambah Comtee.
Comtee menambahkan, polisi telah melakukan lebih dari 52 penangkapan dalam peristiwa ini. Empat penangkapan dilakukan karena membawa pistol tanpa izin, satu penangkapan dilakukan karena kepemilikan senjata terlarang dan 47 penangkapan dilakukan karena terkait dengan pelanggaran jam malam dan berusaha menerobos masuk ke Capitol.
Sebanyak 26 dari total 52 penangkapan, dilakukan di halaman Gedung Capitol AS.
Baca Juga: Ini Reaksi Pemimpin Dunia atas Demo di AS, Dianggap Serangan Bagi Demokrasi
Walikota Washington D.C Muriel Bowser mengatakan jam malam diberlakukan di ibukota Amerika Serikat itu mulai pukul 6 sore sampai pukul 6 malam.
Dia juga mengatakan telah memperpanjang keadaan darurat selama 15 hari, untuk memastikan keamanan dalam pelantikan Presiden AS terpilih Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris.
"Hari ini saya menandatangani perpanjangan darurat publik yang saya nyatakan hari ini selama 15 hari, agar kita dapat terus menjamin perdamaian dan keamanan ketika melantik Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris," ujar Bowser.
Penulis : Tussie-Ayu
Sumber : Kompas TV