Iran Umumkan Rencana Pengayaan 20% Uranium Secepatnya
Kompas dunia | 2 Januari 2021, 18:54 WIBSejak kesepakatan nuklir Iran runduh, Iran telah kembali melakukan pengayaan uranium di Fordo, dekat kota Qom, kota suci kaum Syi'ah, sekitar 90 kilometer arah Barat Daya dari Ibukota Teheran.
Terlindungi jajaran gunung, Fordo diperkuat senjata anti serangan udara dan perlindungan militer lain. Fasilitas disana berukuran satu lapangan sepakbola, cukup besar untuk menampung 3,000 sentrifuse, namun cukup kecil dan padat sehingga membuat pejabat AS curiga fasilitas itu memiliki kegunaan militer saat diperlihatkan kepada umum tahun 2009.
Baca Juga: Presiden Iran Ramalkan Masa Depan Donald Trump, Bakal Digantung Seperti Saddam Hussein
Kesepakatan nuklir tahun 2015 mewajibkan Iran membatasi pengayaan (uranium) mereka yang ditukar dengan pembatalan sanksi terhadap negara tersebut. Kesepakatan itu juga mewajibkan Fasilitas Nuklir Frodo diubah menjadi fasilitas penelitian dan pengembangan.
Di bawah pemerintahan mantan Presiden garis keras Iran Mahmoud Ahmadinejad, Teheran memulai pengayaan 20%. Israel yang memiliki program senjata nuklirnya sendiri dan tidak dideklarasikan, khawatir Teheran sedang membuat bom.
Setelah penemuan Fordo, AS mengembangkan bom "penghancur bunker" yang dirancang untuk menyerang fasilitas semacam itu. Ketika Israel mengancam pada satu titik untuk membom situs nuklir Iran seperti Fordo, pejabat AS dilaporkan menunjukkan kepada mereka video bom penghancur bunker yang menghancurkan tiruan Fordo di sebuah gurun barat daya Amerika.
Baca Juga: Sekjen PBB Desak Iran Jawab Kekuatiran Atas Program Nuklir dan Rudal Balistik
Israel, yang di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terus mengkritik program nuklir Iran, tidak memberikan komentar segera pada hari Sabtu (01/01/2021).
Saat ini, Iran memperkaya uranium hingga 4,5%, melanggar batas kesepakatan yaitu maksimal sebesar 3,67%. Para ahli mengatakan Iran sekarang memiliki cukup persediaan uranium yang diperkaya tingkat rendah untuk setidaknya dua senjata nuklir, jika Iran memilih membuatnya. Iran telah lama mempertahankan program nuklirnya untuk tujuan damai.
Iran secara terpisah memulai pembangunan di situs baru di Fordo, menurut foto satelit yang diperoleh The Associated Press pada bulan Desember.
Pengumuman Iran bertepatan dengan peringatan satu tahun serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad, yang membunuh Komandan Pasukan Pengawal Revolusi Jenderal Qassem Soleimani.
Baca Juga: Iran Pastikan Pembalasan atas Pembunuhan Ahli Nuklir Moshen Fakhrizadeh Jadi Prioritas
Serangan itu kemudian membuat Iran membalas dengan meluncurkan serangan rudal balistik yang melukai puluhan tentara AS di Irak.
Teheran juga secara tidak sengaja menembak jatuh sebuah jet penumpang Ukraina malam itu, menewaskan 176 orang di dalamnya.
Menjelang peringatan pembunuhan Qasseem Soleimani, AS telah mengirim pembom B-52 terbang di atas wilayah tersebut dan mengirim kapal selam bertenaga nuklir ke Teluk Persia.
Pada hari Kamis, para pelaut menemukan ranjau di sebuah kapal tanker di Teluk Persia di lepas pantai Irak dekat perbatasan Iran, saat kapal tersebut bersiap untuk memindahkan bahan bakar ke kapal tanker lain milik sebuah perusahaan yang diperdagangkan di Bursa Efek New York.
Tidak ada yang mengklaim bertanggung jawab atas ranjau tersebut, meskipun itu terjadi setelah serangkaian serangan serupa pada tahun 2019 yang oleh Angkatan Laut AS dituduhkan kepada Iran. Teheran membantah terlibat.
Pada November, seorang ilmuwan Iran yang mendirikan program nuklir militer negara itu dua dekade sebelumnya tewas dalam sebuah upaya pembunuhan, dimana Iran menuduh pelakunya adalah Israel.
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV