Artefak Ekspedisi Shackleton Akan Didonasikan ke Museum Inggris
Kompas dunia | 17 Desember 2020, 00:24 WIBLONDON, KOMPAS.TV – Sebuah kereta luncur dan dan sehelai bendera yang pernah digunakan dalam ekpedisi terkenal penjelajah Ernest Shackleton ke Kutub Selatan telah dibeli oleh sebuah badan yang didanai oleh pemerintah Inggris agar dapat disimpan dan tetap berada di Inggris.
Associated Press melaporkan, National Heritage Memorial Fund (NHMF) yang didanai pemerintah Inggris, menyatakan pada Rabu (16/12) bahwa pihaknya telah membayar sebesar 204.000 poundsterling atau hampir 3,9 milyar rupiah untuk membeli sebuah kereta luncur dan sebuah bendera. Kedua artefak bersejarah itu pernah digunakan dalam ekspedisi pertama dari tiga ekspedisi Inggris ke Antartika yang dipimpin oleh Shackleton di awal tahun 1900an. Kedua artefak tersebut akan didonasikan pada museum-museum di Inggris.
Baca Juga: Terisolasi Selama 8 Bulan, 4 Kru Pulang Ekspedisi Kaget Menyaksikan Pandemi
Awal tahun ini, pihak berwenang Inggris memberlakukan larangan ekspor pada kedua artefak ini.
Ekspedisi tersebut dinamai Nimrod, sesuai dengan nama kapal yang digunakan dalam ekspedisi, yang nyaris berhasil menggapai Kutub Selatan – hanya kurang 160 kilometer lagi – untuk pertama kali di tahun 1909. Namun, sebelum berhasil mencapai target, para penjelajah terpaksa harus balik kanan karena kehabisan perbekalan.
Baca Juga: Paul Robinson, Pelari Tercepat di Dua Kutub
Kendati berujung kegagagalan, ekspedisi Shackleton tersebut dianggap sebagai pencapaian terbesar ke Kutub Selatan dalam sejarah. Ekspedisi ini juga disebut-sebut berjasa atas keberhasilan penjelajah Norwegia, Roald Amundsen mencapai Kutub Selatan dua tahun kemudian.
Kereta luncur dari kayu sepanjang 3,35 meter ini merupakan satu dari empat kereta luncur yang digunakan untuk mengangkut perbekalan dan peralatan melintasi padang es Antartika. Sementara sehelai bendera berhias kuda bertanduk unicorn berwarna merah dan jangkar emas, kerap tampak dalam foto-foto tua ekspedisi tersebut.
“Sangat sedikit (barang-barang) ekspedisi yang bertahan,” ujar Jeremy Michell, kurator senior Museum Maritim Nasional di London, Inggris. “Di galeri Kutub kami, kami punya satu barang peninggalan dari Nimrod yang agak membosankan: sebuah rak lampu. Tentu saja cerita tentang ekspedisi ini akan jauh lebih dinamis jika kami bisa mendapatkan barang berupa kereta luncur.”
Baca Juga: Ring of Fire Adventure, Tim Ekspedisi Pertama yang Lintasi Trans Papua
Shackleton tidak pernah mencapai Kutub Selatan, dan meninggal akibat serangan jantung pada 1922 di lepas pantai Georgia Selatan, kawasan luar negeri Inggris, dalam ekspedisi ke Antartika keempat.
Kereta luncur dan bendera tersebut dimiliki oleh Eric Marshall, seorang ahli bedah dan penjelajah kutub yang menemani Shackleton dalam pawai kereta luncur Nimrod ke Kutub Selatan.
Marshall membawa kembali kedua artefak tersebut ke Inggris dan pada tahun 1950an, mendonasikan keduanya ke bekas sekolahnya.
Baca Juga: Merah Putih Berkibar dalam Ekspedisi Kutub Utara
Eilish McGuinness, direktur eksekutif NHMF mengatakan, pihaknya telah menghentikan banyak pendanaan normal selama pandemi Covid-19, namun masih terbuka pada ‘hal-hal mendesak dan istimewa’ meskipun menanggung risiko kerugian.
“Kami mencapai kesepakatan umum bahwa kedua artefak ini sungguh berharga hingga kami harus membantu menyelamatkan dan menyimpan kedua barang berharga ini di Inggris,” terangnya.
NHMF menyatakan, kereta luncur Shackleton akan didonasikan pada Museum Maritim Nasional Inggris yang berada di sisi Sungai Thames di London, sementara bendera akan diberikan pada Institut Penelitian Kutub Scott di Cambridge.
“Orang-orang akan melihat kereta luncur ini dan mereka akan bisa membayangkan kisah heroik yang pernah dilalui Shackleton bersama kereta luncur ini,” ujar McGuinness.
Penulis : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV