Penembakan di Wina, Austria Seharusnya Bisa Dicegah, Seandainya
Kompas dunia | 5 November 2020, 00:31 WIBRuf menyatakan, pihak berwenang Austria terus mengadakan kontak intensif dengan pihak berwenang Swiss terkait penembakan di Wina.
Sosok Fejzulai
Fejzulai menghabiskan beberapa tahun bersekolah di Wina dan tercatat masih tinggal bersama orang tuanya di kota ini. Pada Agustus 2018, ia mencoba bepergian ke Afghanistan untuk bergabung dengan kelompok teroris ISIS, namun tidak berhasil karena ia tidak memiliki visa. Pada bulan September di tahun yang sama, ia pergi ke Turki dengan harapan bisa mencapai Suriah untuk bergabung dengan ISIS, namun ia justru ditangkap dan ditahan selama berbulan-bulan oleh pihak berwenang Turki sebelum akhirnya dipulangkan kembali ke Austria pada Januari 2019. Saat ia menginjakkan kaki di bandara di Austria, Fejzulai langsung ditangkap pihak kepolisian Austria.
Baca Juga: Pelaku Penembakan di Wina Pernah Mencoba Bergabung Kelompok Teroris ISIS
Fejzulai dibebaskan lebih awal pada Desember 2019 di bawah hukum remaja. Menyusul pembebasannya, Fejzulai rupanya berhasil mengelabui program deradikalisasi dari pengadilan Austria yang dikenakan padanya.
Para tetangga Fejzulai menggambarkan Fejzulai sebagai sosok yang ramah dan sopan.
“Pada Senin – hari yang sama saat ia melakukan penembakan – ia membantu seorang perempuan membawakan tas-tas belanjaannya menaiki tangga,” ucap Herrman Scheerer (58), tetangga Fejzulai.
Kelompok teroris ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan penembakan di Wina. Klaim ini dipublikasikan melalui Aamaq, media propaganda kelompok militan ini. Namun, tidak dijelaskan secara detil keterkaitan antara Fejzulai dan ISIS.
Penulis : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV