Benarkah Daging Sapi dan Kambing Tidak Boleh Dicuci? Ini Jawaban Ahli Gizi
Tips, trik, dan tutorial | 9 Juli 2022, 11:21 WIB
JAKARTA, KOMPAS.TV - Saat hari raya Iduladha, masyarakat akan mendapatkan pasokan daging sapi dan kambing yang berlimpah.
Satu hal yang kerap dipertanyakan adalah benarkah daging sapi dan kambing tidak boleh dicuci?
Dokter spesialis gizi klinik RS Sari Asih Ciputat Tangerang Selatan, dr. Eleonora Mitaning Christy, mengimbau masyarakat untuk tidak mencuci daging sapi dan kambing.
Baca Juga: Idul Adha, IJTI Pengda Kalsel Akan Bagikan Daging Kurban Secara On The Road ke Kampung-kampung
Langkah sterilisasi yang dapat dilakukan adalah merebusnya selama 30 menit dalam suhu 70 derajat Celcius untuk memastikannya aman dari penyakit.
"Masyarakat agar tetap memilih sumber daging dan susu yang higienis sehingga terhindar dari penyakit," kata dr. Eleonora dalam keterangannya di Tangerang, dilansir Antara, Sabtu (9/7/2022).
Dinas Keamanan dan Pengawasan Pangan, Departemen Pertanian Amerika Serikat atau Food Safety and Inspection Service U.S. Department of Agriculture menyebutkan bahwa mencuci daging sebelum dimasak dapat menyebabkan kontaminasi silang.
Bakteri yang menempel pada daging dapat menyebar ke permukaan lain, seperti alat masak dan makan, meja dapur, hingga pakaian.
Kontaminasi silang ini menimbulkan dampak buruk, termasuk diare.
Jadi, alih-alih mencuci, lebih baik merebus daging selama 30 menit. Hal ini tentunya lebih praktis dan higienis, bukan?
Baca Juga: Salat Iduladha Digelar di Sejumlah Titik di Jakarta dan Makassar Hari Ini, Jemaah Membeludak
Dr. Eleonora juga merinci ciri-ciri daging yang sehat, yakni terlihat segar, berwarna merah, tidak ada warna kebiruan, dan tidak berbau.
Sebaliknya, daging yang tidak sehat itu terlihat dari warnanya yang sudah kebiruan atau hitam dan berbau busuk.
Berkaitan dengan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang belakangan ini mewabah, dr. Eleonora juga menyebutkan bahwa virus ini dapat menyerang hewan dalam jangka waktu 14 hari.
“Dan virus ini dapat bertahan di tubuh hewan yang terinfeksi di bagian dagingnya, susunya, tulang, dan kelenjar-kelenjar,” jelasnya.
Meski berbahaya bagi hewan ternak, virus PMK hanya terjadi pada hewan saja atau antarspesies mereka.
Baca Juga: Fatwa Muhammadiyah Bolehkan Hewan Kurban Gejala PMK Ringan untuk Kurban Iduladha
Kecil kemungkinan manusia bisa terinfeksi virus PMK karena virus ini tidak bisa menginfeksi spesies yang berbeda.
“Sehingga tidak perlu khawatir terkena kepada manusia, meski bisa saja menginfeksi tapi kemungkinannya sangat kecil,” pungkasnya.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Antara