> >

Ini Bedanya Kain Batik Dijual Mahal oleh Pedagang dan Versi Pengrajin

Seni budaya | 1 Oktober 2024, 23:22 WIB
Ilustrasi pembatik (Sumber: Kompas.TV/Kurniawan Eka Mulyana)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kain batik seringkali diidentikkan dengan harga yang mahal. Bahkan, untuk selembar kain batik, ada yang harganya mencapai jutaan rupiah.

Pendiri Rumah Batik Palbatu, Budi Dwi Harryanto menyebutkan, proses produksi yang tak mudah, menjadi salah satu faktor yang membuat harga batik melambung di pasaran.

Apalagi jika motif batik tersebut menggunakan teknik tradisional yang masih manual, maka membutuhkan durasi lebih dalam pembuatannya. Sehingga, harganya pun akan semakin mahal.

Baca Juga: UIPM Thailand Buka Suara Beri Gelar Doktor Honoris Causa ke Raffi Ahmad: Ia Punya Skill...

Berbeda dengan merek-merek yang menggunakan teknik print untuk membuat batik, mereka bisa lebih menghemat waktu dalam proses produksinya.

“Satu lembar kain batik itu kurang lebih bisa satu minggu hingga satu bulan, tergantung tingkat kesulitannya seperti apa,” kata Harry saat ditemui di Rumah Batik Palbatu, Jakarta Selatan, mengutip Kompas.com beberapa waktu lalu.

Namun bukan itu saja, menurut Harry, harga batik yang mahal bisa juga disebabkan karena penjualnya yang ingin mengambil untung besar.

Ia mengungkapkan, para pedagang batik belum tentu menjadi pengrajin yang membuat kainnya secara langsung.

Umumnya, pedagang hanya berorientasi pada keuntungan semata.

Sedangkan pengrajin batik, tentunya akan menjual karyanya untuk menyambung hidup.

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU