> >

Kok Bisa Ada Pasangan yang Tidak Ingin Punya Anak alias Childfree? Yuk, Pahami Ini Dulu

Lifestyle | 9 Februari 2023, 21:35 WIB
Ilustrasi pasangan yang memilih untuk childfree atau tidak memiliki anak. (Sumber: NOJ/LKo)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Istilah childfree saat ini kembali populer usai YouTuber Gita Savitri atau Gitasav menyebut tidak memiliki anak adalah antipenuaan dini alami alias natural antiaging.

Melansir Fertility Smarts, childfree adalah istilah yang mengacu pada orang dewasa yang tidak memiliki anak, baik anak biologis maupun anak adopsi.

Childfree umumnya digunakan untuk menggambarkan pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak.

Selain itu, istilah ini juga digunakan bagi mereka yang tidak bisa memiliki anak, seperti orang yang berjuang melawan kemandulan atau mereka yang telah sembuh dari kemandulan tetapi memutuskan untuk tidak memiliki anak.

Baca Juga: Benarkan Childfree Lebih Bahagia Ketimbang Punya Anak? Begini Penjelasan secara Sains

Gaya hidup tanpa anak ini menjadi tren sejak 2014. Seiring terbukanya akses internet, orang atau pasangan yang memutuskan untuk menjadi childfree menjadi terhubung.

Alasan Seseorang Memilih Childfree

Psikolog klinis Ellen Walker dalam Psychology Today mengungkapkan, setidaknya ada lima alasan mengapa seseorang atau pasangan memilih untuk menjadi childfree atau hidup tanpa anak.

1. Pilihan Hidup

Hidup yang kita jalani bukan sekadar hidup, tetapi juga berkembang. Seseorang yang memilih tidak menjadi ayah atau ibu mungkin ingin benar-benar berkembang tanpa anak. Mereka tidak akan menyesal memilih melewatkan hidup tanpa mengasuh anak.

2. Tidak Terasing

Walker mengatakan, 1 dari 5 perempuan berusia 40-an memilih tidak menjadi ibu. Sedangkan di kalangan perempuan berusia 70-an, angkanya menjadi 1 dari 10.

Walker memperkirakan jumlah perempuan yang memilih childfree akan lebih banyak.

Menurutnya, dalam 30 tahun ke depan, jumlah perempuan childfree bisa mencapai 2 dari 5 perempuan, hampir setengahnya.

Dengan rasio semacam ini, mengasuh anak tak lagi menjadi sesuatu yang dilakukan semua orang.

Baca Juga: Isu Childfree jadi Pembahasan Hangat, BKKBN: Ini Terkait dengan Pentingnya Edukasi Reproduksi

3. Menjadi ibu adalah pekerjaan yang tak mudah

Perempuan kerap kali mengalami beban ganda dalam rumah tangga. Walker menceritakan temannya yang menjadi resepsionis di kantor dan memiliki empat anak. Suaminya kena PHK sehingga dia harus bekerja sekaligus mengasuh anak. 

“Apakah dia akan memilih untuk memiliki empat anak seandainya dia tahu akan bekerja 30 jam seminggu?” kata Walker.

Analis waktu melaporkan, dibutuhkan waktu sekitar 8 jam per hari untuk membesarkan dua anak sampai usia 18 tahun. Tentunya, bekerja dan mengasuh membutuhkan kerja sama yang baik antara istri dan suami.

4. Tekanan finansial

Di Amerika Serikat (AS), biaya rata-rata membesarkan satu anak hingga usia 18 tahun, mencapai 200.000 dolar AS atau sekitar Rp3 miliar, belum termasuk biaya kuliah.

Pasangan yang masih berjuang untuk membiayai diri mereka sendiri cenderung menunda memiliki anak atau bahkan tidak memiliki anak sama sekali alias childfree.

Baca Juga: Film 'Cek Toko Sebelah 2' Angkat Isu Childfree dan Perceraian, Tetap Kocak meski Mengundang Air Mata

5. Keluarga harmonis dinilai tidak realistis

Keterbukaan informasi membuat citra anak dan keluarga yang sempurna berubah menjadi sesuatu yang jauh dari kata realistis.

Pasalnya, tidak sedikit kisah-kisah keluarga yang hancur atau rumah tangga yang berantakan beredar di media sosial.

Hal ini membuat pasangan atau orang dewasa cenderung berhati-hati. Ketika mengasuh anak dianggap sebagai suatu beban, tidak sedikit pasangan yang memilih childfree.

 

Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Fertility Smarts, Psychology Today


TERBARU