> >

Ini Penyebab dan Gejala Gejala Kista di Batang Otak seperti yang Diderita Sarwendah

Selebriti | 19 Juli 2022, 13:12 WIB
Sarwendah disebut menderita kista di batang otak. Ini jenis kista di otak, gejala dan penyebabnya. (Sumber: Pixabay)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Preseter Ruben Onsu membawa kabar mengejutkan, istrinya Sarwendah disebut memiliki penyakit kista di batang otaknya.

Hal itu disampaikan Ruben Onsu baru-baru ini setelah ia mendapat kabar dari rumah sakit yang memberitahu kondisi Sarwendah.

 "Ada sesuatu di batang otaknya dia, jadi dia numbuh kista di batang otak, itu hasilnya," ucap Ruben dikutip dari Kompas.com, Selasa (19/7/2022).

Apa itu Kista?

Melansir Medical News Today, kista adalah kantung jaringan yang berisi zat seperti udara atau cairan. 

Baca Juga: Ruben Onsu Ungkap Penyakit Sarwendah, Ternyata Ada Kista di Batang Otak

Kista yang paling sering terjadi biasanya berada di rahim. Namun, nyatanya, penyakit ini dapat terbentuk di semua bagian tubuh, termasuk otak.

Perbedaan kista dan tumor bisa ditandai dengan ciri-cirinya. Tumor memiliki massa jaringan yang padat, sedangkan kista adalah kantung yang berisi zat.

Bahaya Kista di Batang Otak

Sebagian besar kista jinak dan tidak berubah menjadi kanker. Tetapi, terkadang dapat menyebabkan masalah jika menekan organ, jaringan, atau saraf di sekitarnya.

Dikutip dari SBS Hospital India, Keberadaan kista ini dapat menciptakan situasi yang mengancam jiwa tergantung pada lokasinya dan gejala yang ditimbulkannya.

Baca Juga: Ruben Onsu dan Sarwendah akan Berobat di Singapura, Ungkap Masalah Kesehatan yang Dialami

Yang paling parah kista di otak dapat menyebabkan pendarahan (hemorrhage), kerusakan pada sistem saraf pusat dan terkadang bahkan kematian.

Penyebab Kista di Otak

Kista di otak bisa muncul pada anak-anak atau orang dewasa. 

Kista otak bisa muncul bahkan sebelum lahir tetapi tidak menimbulkan gejala apa pun sampai mengancam kesehatan.

Terkadang, kista di otak dapat berkembang sebagai respons terhadap infeksi, cedera, atau kanker.

Jenis dan Gejala Kista di Otak

Berikut beberapa jenis dan gejala kista di otak.

Baca Juga: Mengenal Kanker Kulit yang Paling Mematikan, Melanoma! | AYO SEHAT

1. Kista arachnoid

Kista ini berkembang pada membran arachnoid yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang bersama dengan dua membran lainnya. 

Kista yang tumbuh pada membran arachnoid biasanya jinak dan jarang menimbulkan gejala. 

Namun, jika gejala kista yang biasanya muncul adalah:

  • Sakit kepala
  • Kejang
  • Mual dan muntah
  • Pusing
  • Lemah progresif di kaki atau mati rasa di tangan atau kaki

2. Kista kelenjar pineal

Kista pineal terjadi ketika ada ruang berisi cairan di dalam kelenjar pineal yang terletak di dekat pusat otak.

Kelenjar pineal adalah bagian otak yang mengatur siklus tidur.

Baca Juga: Pernah Berantem Gegara Sarwendah, Boy William dan Ruben Onsu Saling Memaafkan

Gejala kista kelenjar pineal antara lain sakit kepala, vertigo, dan gangguan penglihatan.

3. Kista koloid 

Kista koloid berkembang di ventrikel otak, yang merupakan rongga terbuka di otak yang penuh dengan cairan serebrospinal.

Kista koloid bersifat jinak, tetapi dapat menghalangi aliran cairan serebrospinal, yang menyebabkan kelebihan cairan di otak. 

Gejala kista koloid meliputi:

  • Sakit kepala
  • Penglihatan ganda
  • Masalah memori
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Keadaan kesadaran yang berubah dan bahkan koma pada beberapa tahap lanjut

4. Kista dermoid

Kista dermoid biasanya muncul di otak atau tulang belakang. Penyakit ini berkembang dari kelainan bawaan pada sel-sel kulit.

Baca Juga: Hoaks Makan Buah Sebagai Obat Kanker - NEW OR HOAX

Kista dermoid terjadi ketika lapisan kulit tidak tumbuh bersama sebagaimana mestinya selama perkembangan janin. 

5. Kista epidermoid

Tidak seperti kista dermoid, kista epidermoid mengandung sel kulit sederhana, termasuk keratin dan sel kulit mati.

Mereka terjadi di tulang belakang ketika tubuh secara tidak sengaja melepaskan sel-sel kulit secara internal, menciptakan kista yang tumbuh perlahan.

Gejala kista epidermoid yang dapat terjadi, meliputi:

  • Lemah
  • Konsetrasi berkurang
  • Kesemutan di lengan dan kaki
  • Inkontinensia

Penulis : Dian Nita Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV, Medical News Today


TERBARU