Kisah Lagu Lawas Bimbo Buat Pemimpin Rusia dan Amerika tentang Ancaman Perang Dunia III
Musik | 9 Maret 2022, 10:59 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ketika perang dingin antara blok Barat dan Timur sedang terjadi (sekitar tahun 1960-1990), dunia berada dalam dua kekuatan. Blok Barat dipimpin oleh Amerika Serikat dan blok Timur oleh Uni Sovyet (kini Rusia).
Dampak dari perang dingin itu berpengaruh terhadap Indonesia, yang memilih nonblok (tidak masuk dalam satu dari dua kekuatan itu).
Namun, kala itu, kekhawatiran terjadinya perang dunia III oleh dua kekuatan itu menjadi perbincangan masyarakat. Sebab kedua adidaya itu memiliki senjata nuklir yang sangat mematikan.
Grup Musik Bimbo yang terdiri atas Acil, Jaka dan Sam, tergerak untuk membuat lagu yang isinya meminta kepada dua pemimpin itu agar berdamai.
Lagu yang diberi judul "Surat Buat Tuan Reagen dan Tuan Breznev" dirilis pada tahun 1982 dan mendapatkan apresiasi dari masyarakat.
Yang Mulia, tuan Reagen dan tuan Brezhnev
Diri anda berdua orang tua terhebat di dunia
Dan hanya dengan satu kata dari anda berdua
Dunia bisa berobah,
Demikian petikan awal lirik lagu tersebut. Tuan Reagen mengacu pada Presiden Amerika Serikat Ronald Reagen dan Brezhnev mengacu kepada pemimpin tertinggi Uni Sovyet Leonid Breznev.
Kala itu, keduanya dianggap sebagai orang paling berkuasa di dunia.
Baca Juga: Ukraina Tuding Jet Tempur Rusia Bom Pemukiman, Relawan Oposisi Belarus Angkat Senjata Bela Ukraina
Bimbo meneruskan liriknya
Yang Mulia, tuan Reagen dan tuan Breznev
Mata anda berdua menembus seluruh dunia
Dan bahkan keluar angkasa raya
Bionik dan Supermen oh kecil dibanding anda
Bersama surat ini kami ingin usul, sebelum perang dunia ketiga
Berikan pengumuman terlebih dahulu agar orang-orang bisa berfoto
Membuat kenang-kenangan untuk mengenang mereka
Di amsa yang akan datang dan juga mengenang anda
Yang Mulia, tuan Reagen dan tuan Brezhnev
Anda berdua damai, seluruh dunia ikut gembira
Pabila anda berdua marah, sungguh kami tak suka
Tetapi mungkinkah itu,
Sekian surat kami, maaf bila ada yang salah
Hormat kami, Bimbo...
Namun pada tahun 1982 juga, pemimpin Rusia Brezhnev meninggal dunia akibat serangan jantung dan digantikan oleh Yuri Androvop.
Karena itu, Bimbo pun mengubah liriknya, dari tuan Brezhnev diubah jadi tuan Androvop.
Rupanya, lagu ini cukup menyentuh hingga kedua pemimpin negara adikuasai itu, sehingga memberikan penghargaan kepada grup asal Bandung ini. Penghargaan diberikan melalui masing-masing kedutaan di Jakarta.
Sekian tahun setelah lagu tersebut dinyanyikan dan diapresiasi, Sam Bimbo, yang bernama lengkap Raden Muhamad Samsudin Dajat Hardjakusumah, diberi Gelar Honoris Causa (HC) dari Institut Teknologi Bandung (ITB) atas dedikasinya pada bidang seni. Meski penghargaan tersebut tidak secara khusus untuk lagu buat dua pemimpin negara besar itu, namun atas dedikasinya pada seni dan kemanusiaan.
Gelar kehormatan itu diserahkan bersamaan dengan Sidang Terbuka Peringatan 101 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia (PTTI), pada sabtu 3 Juli 2021.
Baca Juga: Terjun Langsung ke Yaman, Angelina Jolie Bantu Pengungsi Terdampak Konflik Perang
“Karya nyata Sam Bimbo yang mengandung nilai inovatif terbukti bermakna dan bermanfaat bagi masyarakat, bagi perkembangan nilai keagamaan, kebudayaan bangsa, dan kemanusiaan; bagi ilmu pengetahuan (sains), teknologi, dan seni,” kata Ketua Tim Promotor Prof. Dr. Setiawan Sabana tentang dasar pemberian Doctor Honoris Causa tersebut, seperti dikutip dari laman itb.ac.id.
Lagu Bimbo yang dinyanyikan 40 tahun silam itu, tampaknya masih relevan dengan kondisi sekarang, ketika pecah perang Rusia melawan Ukraina yang didukung oleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.
Penulis : Iman Firdaus Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV