> >

Melalui Konser dan Album, KBRI Wellington Melakukan Diplomasi Musik

Musik | 21 Desember 2020, 08:16 WIB
(Duta Besar RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya dalam konser dan peluncuran album "Friends for Good" di Wellington, Selandia Baru. Konser dan album ini merupakan diplomasi melalui musik untuk mendekatkan Indonesia dengan komunitas Maori, Selandia Baru dan Pasifik. Sumber: KBRI Wellington)

WELLINGTON, KOMPAS.TV - Musik merupakan bahasa yang universal. Musik bisa dipahami oleh semua kalangan tanpa sekat, karena mampu melintasi garis perbedaan bahasa. Musik juga bisa digunakan dalam diplomasi budaya yang luwes, sehingga tercipta hubungan emosional antara manusia yang berbeda latar belakang budaya.

Melalui musik, KBRI Wellington semakin mendekatkan diri dengan masyarakat Selandia Baru dan juga negara-negara lain di kawasan Pasifik. Pada Minggu (20/12/2020), KBRI Wellington mengadakan konser musik sekaligus peluncuran album grup vokal The Brafaks, yang berjudul “Friends for Good”. Album ini unik, karena merupakan pertama kalinya di Selandia Baru, korps diplomatik memproduksi sebuah album musik.

The Brafaks merupakan grup vokal yang beranggotakan lima orang, yaitu Duta Besar RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya, dua orang diplomat KBRI Wellington dan dua orang suami/istri dari diplomat.

Baca Juga: Tembang Jawa dan Nyanyian Duta Besar Bergema di Kota Wellington

Menurut Dubes Tantowi, diplomasi juga bisa dilakukan melalui musik, karena musik memiliki kekhasan dan keunggulan dibandingan cara diplomasi lain.

“Musik itu bicara hati. Berbeda dengan diplomasi-diplomasi lainnya yang juga bagus, tapi jika bicara musik, kita bicara dari hati ke hati. Orang kalau sudah kita sentuh hatinya, sudah kita curi hatinya, setelah itu apapun akan dia berikan pada kita,” ujar Dubes Tantowi kepada Kompas TV usai konser yang diadakan di gedung Te Auaha, Wellington.

Dubes RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya dan kelompok vokal The Brafaks yang terdiri dari diplomat dan keluarga diplomat di KBRI Wellington. (Sumber: KBRI Wellington)

Ia menilai, diplomasi melalui musik sangat cocok diterapkan di Selandia Baru dan negara-negara pasifik lainnya, karena kawasan ini merupakan rumah bagi suku Melanesia dan Polinesia. Suku-suku ini serumpun dengan orang Papua, Maluku dan NTT di Indonesia, yang sangat mencintai musik.

“Harapan saya dengan adanya album dan konser ini, hubungan Indonesia dan Selandia Baru semakin dekat, baik itu secara institusi maupun people to people. Saya sangat berkeyakinan melalui musik, hubungan emosional antara Indonesia dan Selandia Baru akan semakin dekat dan rekat,” ujarnya.

Dalam konser ini, Dubes Tantowi juga berkolaborasi dengan para politisi dan penyanyi dari Selandia Baru. Dalam lagu “Song of Home”, ia bernyanyi bersama Ron Mark, yang merupakan mantan Menteri Pertahanan yang berasal dari Partai New Zealand First. Dalam Lalu Mimpi Sedih atau E Ipo, ia berduet dengan Shane Reti, yang merupakan Wakil Ketua Partai Nasional Selandia Baru. Kemudian pada lagu “Just Out of Reach” ia berkolaborasi dengan penyanyi terkenal Selandia Baru, Caii Michelle.

Baca Juga: Perempuan Dalam Pusaran Politik Selandia Baru

Dalam album “Friends for Good” ada juga lagu yang direkam bersama Louisa Wall, yaitu lagu berjudul “California Dreming”. Louisa Wall merupakan seorang aktivis HAM dan anggota Partai Buruh Selandia Baru.

(Dubes RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya berduet bersama Penyanyi Selandia Baru Caii Michelle dalam konser dan peluncuran album "Friends for Good" di Wellington, Selandia Baru, Minggu, 20 Desember 2020. Sumber: KBRI Wellington)

Kepada Kompas TV, Caii Michelle mengatakan, merupakan suatu kehormatan baginya untuk bisa ikut berkontribusi dalam album dan konser ini. Ia juga menyebutkan, dalam proses pembuatan album, ia juga belajar bernyanyi lagu bahasa Indonesia yang merupakan pengalaman yang luar biasa baginya.

“Saya dan Dubes Tantowi menyanyikan lagu berbahasa Indonesia bersama. Kami menyanyikan lagu Indonesia yang sangat indah. Suara kami bercampur dengan sangat baik dan belajar menyanyikan lagu Indonesia merupakan pengalaman luar biasa bagi saya,” ujarnya.

Album “Friends for Good” berisi 14 buah lagu. Dalam lagu ini juga terdapat lagu ‘Mimpi Sedih’ yang pernah populer di Indonesia pada tahun 70-an. Lagu ini ternyata juga populer di Selandia Baru dalam bahasa Maori dengan judul “E Ipo”. Dalam album ini, Dubes Tantowi menyanyikan lagu Mimpi Sedih dalam bahasa Indonesia dan versi bahasa Maori dinyanyikan oleh Shane Reti, yang merupakan Wakil Ketua Partai Nasional Selandia Baru.

Dalam konser yang berlangsung sekitar satu setengah jam ini, dihadiri oleh korps diplomatik negara-negara sahabat. Salah satu tamu yang hadir adalah Duta Besar Filipina untuk Selandia Baru, Jesus E. Domingo.

Dubes Domingo menyatakan sangat terkesan dengan konser ini dan menyebutkan bahwa Dubes Tantowi tidak hanya mewakili Indonesia, tetapi juga ASEAN.

“Dubes Tantowi tidak hanya mewakili Indonesia, tetapi juga ASEAN dalam solidaritas dengan Selandia Baru. Konser ini sangat mengesankan, karena menekankan pada persaudaraan dengan komunitas Maori dan Selandia Baru. Konser ini merupakan cara yang tepat untuk menutup tahun 2020 yang sangat menantang dengan pandemi Covid-19. Terima kasih kepada Dubes Tantowi yang memberikan kami kegembiraan di akhir tahun ini,” ujarnya.

Menghadapi pandemi Covid-19, Selandia Baru telah cukup berhasil untuk mengatasi penyebaran virus dalam komunitas, sehingga sudah tidak ada pembatasan sosial dan konser ini bisa diadakan dengan sekitar 200 tamu undangan.

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU