3 Fakta Menarik di Balik Pembuatan Star Wars: The Mandalorian
Film | 5 November 2020, 20:00 WIBKOMPAS.TV - Musim kedua The Mandalorian yang telah dinanti akhirnya tayang di Disney+ Hotstar mulai 30 Oktober.
Menyusul kesuksesan seri pertamanya yang mendominasi film streaming di Amerika Serikat, musim terbaru kali ini mengisahkan perjalanan Mandalorian dan The Child menghadapi musuh dan mengumpulkan sekutu saat mereka mengarungi galaksi yang berbahaya setelah runtuhnya Galactic Empire.
Sebagai serial live-action pertama dari Lucasfilm, The Mandalorian telah menjadi salah satu serial yang paling dinantikan kehadirannya.
Tidak hanya para pemeran yang membuat The Mandalorian menjadi paket lengkap yang diharapkan oleh para penggemar Star Wars, tapi juga ada peran istimewa dari para filmmaker dan creator yang sangat luar biasa di balik kesuksesan serial ini.
Berikut beberapa fakta-fakta menarik di balik kesuksesan The Mandalorian:
1. Cerita di balik pembuatan The Mandalorian menjadi sangat menarik dengan pihak-pihak yang berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari film independen, televisi, hingga animasi, yang bersatu untuk memperluas dunia Star Wars. Salah satunya adalah kolaborasi antara Jon Favreau dengan Dave Filoni selaku produser eksekutif dan pengarah animasi The Mandalorian.
Sebelumnya, Dave telah dikenal sebagai produser eksekutif serial animasi utama Star Wars, seperti The Clone Star Wars dan Rebels.
"Sebuah kebahagiaan untuk dapat membuat serial Star Wars yang didukung teknologi mumpuni dan dapat merealisasikan mimpi George Lucas ketika saya bekerja dengannya di The Clone Wars," kata Dave Filoni.
"Lucas selalu berbicara mengenai impiannya untuk dapat membuat Star Wars tayang dengan banyak episode dan menjadi serial," sambungnya.
2. Selain menjadi serial live-action pertama dalam sejarah franchise Star Wars, The Mandalorian juga merupakan produksi pertama yang menerapkan render secara real-time.
Serial ini menggunakan teknologi terobosan untuk industri film yang disebut Stagecraft oleh Industrial Light & Magic (ILM).
Teknologi ini menggunakan Epic’s Unreal Engine untuk melekukan render adegan dalam waktu nyata dan memproyeksikannya ke layar LED yang mencakup ruang pengambilan gambar.
Hasilnya adalah visual yang luar biasa, yakni sebuah kombinasi sempurna antara perangkat praktis yang telah teruji dan kostum yang digabungkan dengan teknik inovatif terbaru yang membuat efek visual menonjol saat proses produksi.
3.Visual The Mandalorian yang tak tertandingi juga berpadu sempurna dengan musik yang dibuat oleh Ludwig Göransson, komposer Swedia peraih piala Oscar.
"Saya mulai dengan instrumen yang jauh di luar gambaran saya mengenai Star Wars, yaitu recorder (seruling)," ucap Ludwig Göransson.
"Saya biasa memainkan seruling ketika saya berusia enam atau tujuh tahun. Saya memanipulasinya dan memberikan beberapa efek modern yang luar biasa, membuatnya terdengar seperti ‘seruling luar angkasa’," kata Ludwig lagi.
Dia kemudian menggabungkan semua instrumen organik dengan teknologi untuk memproduksi sesuatu yang modern.
Dikatakan sebelumnya oleh Favreau bahwa penggemar Star Wars ataupun mereka yang baru menikmati The Mandalorian tidak akan dibuat bingung dengan ceritanya.
"Dengan kumpulan karakter yang baru, jika anda baru mengenal Star Wars, ini adalah alur cerita yang baru dalam jangka waktu berbeda, di dalam Expanded Universe," kata Jon Favreau.
"Namun, jika anda adalah penggemar Star Wars, serial ini hadir dengan semua yang anda impikan. Terlepas dari anda menyukai prekuel atau sekuelnya, kami siap untuk anda," kata Favreau lagi.
Sebelumnya, The Mandalorian musim pertama menjadi streaming paling dicari di Amerika Serikat sejak tanggal 18 hingga 23 November 2019 menurut ParrotAnalytics.
Peringkat Parrot Analytics dirilis berdasar pada permintaan, perjanjian pemakaian, dan penonton dari serial. Kemudian disatukan menjadi satu unit tunggal pengukuran sebagai gambaran permintaan.
Penulis : Anjani-Nur-Permatasari
Sumber : Kompas TV